REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengatakan rencana pembelian pesawat kepresidenan sebenarnya telah disetejui sejak lama. Sebab, kata dia, presiden negara manapun membutuhkan perjalanan dalam tugasnya.
Karena itu, menurut dia perlu ada sebuah kendaraan yang benar-benar milik negara untuk menunjang tugas itu dilakukan. Pada alternatif biasanya, kata dia, pesawat yang digunakan yakni dengan cara menyewa atau membeli.
"Nah karena menyewa itu lebih mahal ketimbang membeli, maka wajar jika akan dibeli," ungkapnya, saat ditemui usai acara peluncuran buku Gilad Atzmon, karya Ahmad Syafii Maarif, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/2) malam.
Selain itu, jelas dia, membeli akan menjadi lebih efisien dan lebih aman bagi Presiden. Sebab, selain memang dibutuhkan, juga harga penyewaan itu akan jauh lebih mahal.
JK mencontohkan, jika Presiden memakai jasa Garuda untuk bepergiaan, maka dapat menggangu operasional maskapai penenarbangan itu. "Lagi pula lebih mahal ongkosnya, kadang-kadang sampai 30 ribu dollar per jam," kata dia.