REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif mengatakan tidak seluruhnya orang Yahudi jahat, seiring banyaknya kaum intelektual Yahudi yang melalui pengaruhnya turut membela rakyat Palestina.
Hal itu disampaikan Syafii Maarif dalam peluncuran buku terbarunya tentang solusi bagi konflik Israel-Palestina yang berjudul "Gilad Atzmon: Catatan Kritikal tentang Palestina dan Masa Depan Zionisme" di Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Senin (6/2) malam.
"Dia (Gilad) merupakan seorang humanis, bukan marxis, dan dia menyebut dirinya sebagai 'self-hating Jew', seorang Yahudi yang membenci diri sendiri karena kelakukan nenek moyangnya," kata tokoh yang biasa disapa Buya itu.
Dengan bukunya tersebut, kata Buya Syafii Maarif, pemahaman tentang Zionisme dan Yahudi dapat dibedakan sehingga persepsi bahwa orang Yahudi itu jahat dan bangsa penindas bisa diluruskan.
"Dia salah satu tokoh yang mengusulkan 'one state solution' untuk konflik berkepanjangan itu, negara Palestina, sementara bangsa Yahudi tetap diperbolehkan untuk tinggal di sana," ibuhnya.
Sementara tentang sikap dan dukungan Indonesia terhadap solusi untuk Palestina, Buya menilai seharusnya pemerintah berpegang teguh pada amanat Undang Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa "penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan".