REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) mengklaim harga jual pesawat tanpa awak alias unmanned aero vehicle (UAV) produksinya lebih murah daripada buatan Israel Aerospace Industries (IAI).
Kepala Program Pesawat Nir Awak BPPT, Joko Purnomo mengatakan, kalau harga rata-rata pesawat tanpa awak Israel per unit mencapai Rp 6 miliar, maka harga pesawat BPPT jauh di bawah angka tersebut.
“Saya tidak bisa sebutkan harganya, tapi sangat murah. Kami bisa mengembangkannya, meski butuh waktu,” ungkap Joko, Jumat (2/3).
Dia menjelaskan, lebih baik pemerintah menengok kebijakannya dengan membeli produk dalam negeri. Selain bisa menghemat anggaran, imbuhnya, pembangunan industri pertahanan Indonesia juga dapat dikembangkan. Apalagi BPPT mengembangkan berbagai rintisan pesawat intai yang digunakan untuk membuat hujan hingga patroli wilayah laut. Sayangnya, pemerintah sering mengabaikan produksi BPPT dan gemar membeli produk luar negeri.
Menurut Joko, pesawat intai pembuat hujan bisa memunculkan kembang api yang pada titik tertentu bisa menyebarkan garam di awan sehingga tercipta hujan buatan. Karena hingga kini tidak ada satu pun pesanan dari Kementerian Pertahanan, pihaknya tidak mengembangkan pesawat intai yang digunakan untuk menjaga wilayah perbatasan. “Kami tidak pernah dipesan Kemenhan. Tapi kami penting bisa buat ekonomis sesuai pesanan,” kata Joko.