Kamis 02 Feb 2012 00:48 WIB

Laporan The Economist akan Dorong Capital In Flow

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat pasar modal, Satrio Utomo, mengatakan, adanya laporan positif dari majalah asing yakni The Economist akan membuat pasar modal Indonesia terus tumbuh dan dapat mendorong dana asing masuk (capital inflow) bertambah deras.

"Dengan adanya pemberitaan dari media asing itu, maka dampaknya akan signifikan bagi pasar dalam negeri maupun pelaku pasar. Eropa yang tengah dilanda krisis akan memicu investornya mencari tempat lain untuk menginvestasikan dananya," kata Satrio utomo yang juga tim riset Universal Broker di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, krisis Eropa yang belum dapat dipastikan kapan berakhirnya, membuat negara berkembang, salah satunya Indonesia, akan menjadi tempat tujuan investor datang ke dalam negeri untuk

menempatkan dananya.

"Fundamental ekonomi kita cukup kuat, apalagi ditambah dengan adanya kabar baik dari media asing itu maka dana 'capital inflow' akan deras," ucap dia.

Seperti diketahui, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sesuai dengan ekspektasi. Kondisi itu menunjukkan adanya keseimbangan ekonomi di Indonesia.

Meski demikian, kata dia, dana asing yang masuk ke bursa dalam negeri saat ini masih tergolong minim meski peringkat investasi sudah berada pada level "investment grade".

"Namun saya yakin dana asing akan deras, instrumen investasi di pasar modal saat ini cukup baik sehingga investor tidak ragu masuk ke pasar saham," kata Satrio.

Sebelumnya, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Nurhaida, mengatakan, industri pasar modal dalam negeri masih mampu menahan imbas sentimen negatif dari krisis global.

"Di pasar modal, kalau kita lihat mungkin tidak terimbas sama sekali. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih positif dibandingkan negara lain. Positifnya IHSG dikarenakan ekonomi Indonesia masih tumbuh. Kalau ekonomi turun kemungkinan indeks BEI tidak positif. Hal itu tidak lepas dari peran makro ekonomi kita yang masih bagus," ujar dia.

Jika dilihat dari sisi emiten dalam negeri, kata dia, juga masih mencatatkan kinerja yang positif sepanjang 2011 kendati krisis global membayangi.

Ke depan, menurut Nurhaida, negara-negara maju yang pertumbuhannya melambat atau bahkan negatif akan mendorong pemegang dananya mencari tempat yang aman untuk investasi.

"Negara lain tidak positif, tentu dana akan mencari tempat dimana akan ditempatkan. Negara Asia masih positif, tentu datang ke Asia, dan Indonesia di kawasan ASEAN (Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara) masih menjadi tujuan investasi," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement