Selasa 31 Jan 2012 14:18 WIB

Ignas Kleden: Rakyat Diajari Anarkis oleh Pemimpinnya

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Didi Purwadi
Ribuan karyawan PT. Freeport Indonesia melakukan longmarch ketika menggelar aksi unjuk rasa di Terminal Bis Gorong-gorong Timika, Papua, Senin (10/10). Aksi tersebut berakhir bentrok antara pengunjuk rasa dengan polisi.
Foto: Antara/Husyen Abdillah
Ribuan karyawan PT. Freeport Indonesia melakukan longmarch ketika menggelar aksi unjuk rasa di Terminal Bis Gorong-gorong Timika, Papua, Senin (10/10). Aksi tersebut berakhir bentrok antara pengunjuk rasa dengan polisi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID), Ignas Kleden, mengkritik pemerintah belum mengaplikasikan demokrasi dengan semestinya. Dia mencontohkan belum terciptanya sebuah transparansi dalam hal apapun terutama masalah anggaran.

Padahal, transparansi menjadi nilai penting dari penegakan sistem demokrasi. "Pemerintah masih menutup-nutupi informasi yang seharusnya diketahui publik," ungkap Kleden saat ditemui di kantor KID, Jakarta, Selasa (31/1).

Tak hanya soal transparansi. Bentuk penyelesaian atas sebuah permasalahan justru berbanding terbalik dengan sistem demokrasi. Dia mempertanyakan kenapa para wakil rakyat selalu mengambil keputusan dengan jalan perdebatan yang mengarah pada kekerasan.

''Padahal, ciri yang membedakan demokrasi dengan sistem lainnya adalah cara mengambil keputusannya,'' katanya. ''Demokrasi mengajarkan penganutnya mengambil keputusan tanpa melalui jalan kekerasan.''

Karena itu, Kleden tak heran jika anarkisme dijadikan solusi oleh masyarakat dalam menghadapi permasalahan. "Rakyat diajarkan sesuatu yang salah oleh para pemimpin," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement