REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Citra Partai Demokrat saat kini boleh dibilang berada dalam titik nadir. Pangkalnya, kasus korupsi suap Wisma Atlet yang menimpa mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.
Yang lebih parah lagi, dugaan kasus korupsi tersebut diduga menyeret beberapa petinggi partai berlambang Mercy tersebut. Sebut saja, Anas Urbaningrum, Nirwan Amir dan Angelina Sondakh.
Pendiri Partai Demokrat Jawa Tengah Dani Sriyanto menengarai 'kondisi' tersebut dinilai akan mempengaruhi suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 mendatang. Bahkan ia menilai, bukan tidak mungkin karena citra parpol rusak, perolehan suara Demokrat akan sama pada Pemilu 2009 lalu.
"Mau konsolidasi macam bentuk apa, kalau skandal Nazaruddin masih terus gencar, maka masih sangat sulit. Citra partai mau didongkrak pakai apel malang atau apal Washington juga akan tetap sangat susah," tutur dia di Semarang, Senin (30/1).
Saat ini, diakui Dani, memang ada pihak-pihak tertentu dari parpol yang coba 'mengobok-obok' Demokrat, sehingga masalah tersebut dapat terus berlangsung. Salah satu bentuknya, ungkap dia adalah tetap mempertahankan Anas di posisi Ketua Umum Partai Demokrat. "Mereka akan untung jika posisi Anas masih di Partai Demokrat karena citranya akan buruk," ujarnya.
Ia mengatakan, jika kondisi tersebut yang terjadi, maka kejatuhan Demokrat hanyalah masalah waktu. Belum lagi kasus-kasus korupsi yang menimpa Nazaruddin, yang menyeret Anas, dinilai akan terus bergulir hingga 2014 mendatang. Sebut saja, dugaan korupsi proyek Hambalang, Kementerian Pendidikan Nasional, proyek pembangkit listrik.