REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kini punya rumah sakit untuk fauna gajah. Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan akan melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit itu dan fasilitas lainnya di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, Selasa (31/1).
Pembangunan rumah sakit gajah ini merupakan kerja sama Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Taman Safari Indonesia (TSI), dan Australia Zoo. Menurut Kepala Pusat Informasi Kemenhut, Sumarto, program tersebut ditujukan untuk konservasi gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus). "Hal ini merupakan salah satu contoh dukungan dan pelibatan dunia usaha dalam upaya konservasi spesies," katanya dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (30/1) malam.
TSI dan Australia Zoo berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam pembenahan infrastruktur Pusat Konservasi Gajah (PKG) Way Kambas, Lampung, melalui pembangunan rumah sakit gajah yang pertama di Asia dengan ukuran 42 meter x 24 meter, rumah mahout/pawang gajah dengan ukuran 28 meter x 13 meter, sumur bor dengan kedalaman 120 – 150 meter untuk kepentingan air bersih, tempat minum gajah, dan tambat gajah.
Rumah sakit gajah ini, kata Sumarto, juga dapat difungsikan untuk spesies satwa lainnya. Dengan demikian, lanjut dia, rumah sakit ini membantu dalam penguatan unit pengelolaan PKG dan upaya penyelamatan bagi satwa-satwa yang memerlukan penanganan dan perawatan kesehatan yang diakibatkan bencana atau faktor alam, konflik, dan tindakan vandalisme lainnya.
Sebagian peralatan Rumah Sakit Gajah secara bertahap akan disediakan oleh TSI dan Australia Zoo. Guna keberlanjutan dan optimalisasi keberadaan Rumah Sakit Gajah ini perlu segera penguatan struktur pengelolaan, penempatan tenaga medis yang memadai, peningkatan kapasitas SDM, peningkatan standar kompetensi/profesi mahout, penganggaran yang cukup untuk pemeliharaan, pelibatan dan dukungan institusi dan para pihak terkait, dan lainnya.