Senin 30 Jan 2012 07:44 WIB

Koster Bantah Terima Uang

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Hafidz Muftisany
Wayan Koster saat diperiksa KPK
Foto: Republika (Edwin Dwi Putranto)
Wayan Koster saat diperiksa KPK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi PDI Perjuangan I Wayan Koster mengaku tidak menerima uang tunai dari Yulianis dalam kasus wisma atlet.

"Dalam keterangan saksi yang bernama Lutfi katanya dia menyerahkan (uang) melalui staf saya, tapi sudah saya tanyakan ke staf saya , bahwa staf saya tidak pernah terima titipan apapun dari lutfi untuk saya," kata Koster melalui pesan singkatnya kepada Republika, Senin (30/1) pagi.

Koster juga mengatakan, stafnya itu tidak kenal dengan Lutfi. Stafnya itu pun juga tidak pernah membuat tanda terima dalam bentuk apapun dengan Lutfi.

Lutfi Ardiansyah, sopir Wakil Direktur Keuangan Permai Grup Yulianis, mengaku menyerahkan uang Rp 5 miliar untuk anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dari PDI Perjuangan, I Wayan Koster, menggunakan kardus mesin printer dan rokok. Hal tersebut  dikatakan Lutfi saat menjadi saksi untuk terdakwa kasus suap proyek Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (27/1).

Lutfi  mengungkapkan, penyerahan uang itu dilakukan dalam dua kali penyerahan di ruang kerja Koster, lantai 6, pada 5 Mei 2010 lalu, Gedung DPR atas perintah Yulianis. Penyerahakan pertama sebesar Rp 2 miliar dengan kardus printer, dilakukan pada pagi hari. Selanjutnya, uang itu diserahkan ke seorang staf di ruangan kerja Wayan Koster.

"Ada tanda terimanya," ujarnya.

Sementara, uang Rp 3 miliar untuk Koster diserahkan Lutfi pada sore harinya juga melalui staf Koster. Ia tahu isi kardus rokok itu uang Rp 3 miliar karena ikut mengemasnya bersama Yulianis di Permai Grup.

"Ada (orang menunggu di basement Gedung DPR RI). Saya disapa'Nganter titipan Ibu Rosa?'. Saya, 'iya.' Langsung bawa ke atas lagi, lantai 6, ke ruangan Wayan Koster lagi," ungkapnya.

Dari kedua kali penyerahan itu, Lutfi mengaku tidak bertemu Koster.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement