Ahad 29 Jan 2012 19:47 WIB

Citra Partai Demokrat Merosot

Rep: Muhammad Hafil / Red: Hafidz Muftisany
Lambang Partai Demokrat
Foto: Dok Republika
Lambang Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat kepercayaan pemilih terhadap Partai Demokrat pada pemilu 2013 diperkirakan merosot. Sejumlah persoalan hukum yang mendera kader partai diduga menjadi faktor utama turunnya citra partai.

Menurut Peneliti Charta Politika, Yunarto Wijaya,  pihaknya tengah melakukan survey terkait penurunan tingkat kepercayaan itu.  Dari kesimpulan sementara, ada beberapa hal yang membuat tingkat kepercayaan terhadap partai menurun.  Pertama, Partai Demokrat pada pemilu 2014 mendatang tidak lagi memiliki figur sentral seperti pada periode 2004-2009.

"Waktu itu kan partai punya SBY. Nah untuk 2014 ini belum ada," kata Yunarto saat dihubungi Republika, Ahad (29/1) .

Menurut Yunarto, dua tahun menjelang 2014, belum ada figur yang kuat untuk menggantikan peran SBY tersebut. Apalagi, tokoh-tokoh partai yang menduduki jabatan strategis partai, justru menjadi bulan-bulanan media massa. Hal tersebut lantaran 'nyanyian' mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin dalam kasus wisma atlet.

"Nazaruddin sudah jadi tersangka pada kasus itu. Celakanya, dia justru menyeret-nyerat rekan-rekannya di partai," kata Yunarto.

Nama-nama yang disebut Nazaruddin terlibat seperti Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, Saan Mustopa, Mirwan Amir, dan Andi Mallarangeng, lanjut Yunarto, meskipun belum terbukti tetapi sudah cukup membuat Partai Demokrat kehilangan kepercayaan. Apalagi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selaku lembaga yang menangani kasus itu, benar-benar membuktikan bahwa mereka memang benar-benar terlibat.

Yunarto mengatakan, untuk memperbaiki citra partai itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Partai Demokrat. Yaitu, seluruh kader partai harus memiliki kesepakatan untuk memunculkan tokoh baru untuk menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Tapi hal tersebut relatif sulit mengingat tokoh-tokoh partai saat ini terseret-seret kasus korupsi," pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement