REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengumumkan penemuan zat berbahaya terkandung dalam mainan edukasi anak yang banyak dijual bebas di pasar Indonesia, terutama di Ibu Kota Jakarta. Sebanyak 21 mainan yang diperiksa oleh YLKI secara acak dari lima wilayah di Jakarta yang berjumlah 12 tempat penjualan diketahui mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan anak seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), cadmium (Cd) dan chromium (Cr).
"Kami membeli sampel di beberapa tempat seperti pusat perbelanjaan (mal), pasar mainan Gembrong, swalayan dan toko buku dengan mengambil produk yang dibuat dari Indonesia, Cina serta negara lain seperti Israel, Thailand, dan Inggris," kata staf peneliti YLKI Noor Jehan saat konferensi pers, Rabu (25/1).
Sebanyak 21 mainan yang diuji terdiri atas mainan edukasi berbentuk sempoa, kereta, sejumlah "puzzle", balok ukur berwarna, balok rumah-rumahan, rumah hitung kayu serta kotak pos dimana semuanya menggunakan cat pewarna. Dari 21 mainan tersebut hanya tujuh mainan yang memberikan label di kemasannya dan sisanya hanya dikemas plastik dengan petunjuk harga tanpa ada penjelasan bahan dan cara penggunaan mainan.
Jehan menjelaskan kadar timbal tertinggi ditemukan pada cat pewarna mainan dinosaurus kayu sebesar 8,83 miligram, kemudian tertinggi kedua adalah "puzzle" kucing dengan jumlah timbal sebesar 8,4 miligram serta "puzzle" ikan dengan kadar timbal sebesar 7,57 miligram dimana seluruh mainan tersebut tidak diketahui pembuatnya dan tidak menyertakan label kandungan bahan mainan serta penggunaan.
Untuk kadar merkuri tertinggi ditemukan di mainan edukasi berbentuk sempoa kecil dengan jumlah 39,27 miligram kemudian tertinggi kedua terdapat pada mainan "Three Branded" dengan total 37,14 miligram serta yang ketiga dengan nilai 12,37 miligram terkandung di mainan "Maze" dimana kesemuanya juga tidak mencantumkan nama pembuat dan label penggunaan serta keterangan bahan mainan.
Keracunan zat berbahaya tersebut dapat menyebabkan tubuh lemas, depresi, terganggunya sistem pencernaan dan rasa mual hingga sakit perut yang disertai diare. Jika terkonsumsi dalam waktu yang lama maka dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat, kanker paru-paru, gagal jantung serta ginjal dan bahkan kematian.