REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kritik keras yang selama ini dilontarkan kalangan LSM terus dipantau lalu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Presiden Yudhoyono, dalam banyak hal, usulan dan kritik yang dikemukakan menjadi lebih efektif, baik lewat unjuk rasa maupun talk show.
“Meskipun penyampaiannya sangat keras dan kalimatnya begitu dalam, itu sah-sah saja dalam kehidupan berdemokrasi,” katanya saat memberikan pengantar dalam dialog dengan anggota Lembaga Swadaya Masyarakat Pegiat Anti Korupsi di Istana Negara, Rabu (25/1).
Dengan begitu, lewat kritik dan usulan para LSM, pemerintah bisa berupaya untuk meningkatkan kinerja dalam upaya memberantas korupsi. Terlebih lagi, dalam evaluasi akhir dan awal tahun yang memperlihatkan adanya kemarahan, ketidaksabaran dan kritik masyarakat tentang korupsi.
“Saya menerima dan bisa memahami kemarahan dan ketidaksukaan rakyat. Harapan saya, yang lain (para penegak hukum) bisa menerima juga untuk bisa menjadi cambuk bagi kita untuk tahun ke depan yang lebih baik,” katanya.
Dalam acara tersebut hadir para pegiat LSM Anti Korupsi seperti ICW, Danang Widoyoko; Fitra, Yuna Farhan; TII, Teten Masduki. Tak hanya itu, sejumlah pejabat dari lembaga hukum pun ikut datang. Yakni Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Djoko Suyanto; Ketua KPK, Abraham Samad; dan Ketua PPATK, M Yusuf; Kapolri, Timur Pradopo; dan Jaksa Agung, Basrief Arief.