REPUBLIKA.CO.ID, "Saya trauma, ini pelayaran saya terakhir," ujar Teguh Haryono, satu dari 170 Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang selamat dari kapal karam Costa Concordia di lepas pantai Italia.
Padahal, ia sudah bekerja di perusahaan Costa selama sembilan tahun. Bagi Teguh, pelayaran tersebut sedianya akan berlangsung selama delapan bulan. Namun, apa dikata ketika sudah di laut selama dua bulan kapal Costa Concordia karam.
Ketika kejadian itu berlangsung, Jumat pekan lalu, Teguh yang bekerja sebagai pelayan restoran di kapal itu sedang mengambil pesanan hidangan pasta penne pomodoro di dapur. Namun tiba-tiba kapal miring dan semua orang panik. Barang-barang di dapur berjatuhan. "Ketika saya kembali ke restoran semua tamu berteriak-teriak. Saya malah mengatakan kepada tamu jangan panik."
Untungnya Teguh selamat, dan bersama ABK asal Indonesia lainnya, ia menerima bantuan dari KBRI di Roma dan masyarakat Indonesia yang tinggal di Italia. "Untung saya selamat, bisa berkumpul lagi, tapi ini jadi trauma buat saya."
Menurut Teguh, kapal Costa Concordia yang mengangkut sekitar tiga ribu orang tersebut memiliki keamanan yang baik. Contohnya saja, kata Teguh, di kamar larangan merokok diawasi dengan ketat.