Kamis 19 Jan 2012 22:05 WIB

Ketua IDI: Ibu Negara Kena Tipus, Indikator Negara Belum Perhatikan Sanitasi

Air minum
Foto: .
Air minum

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prijo Sidipratomo, mengimbau masyarakat agar tak asal mengkonsumsi air. Menurut dia, manusia membutuhkan air sekitar 1,5-2,8 liter per harinya, tetapi harus air yang bersih dan layak dikonsumsi.

"Terutama bagi masyarakat di daerah yang kesulitan mendapat air bersih," kata Prijo dalam seminar "Air dalam Gizi Seimbang" di Balai Kartini Jakarta, seperti dilaporkan Antara, Kamis (19/1).

Menurut dia, menjaga kebersihan air yang hendak dikonsumsi bertujuan untuk menghindarkan penyakit yang ditularkan melalui air (water borne disease) seperti kolera, penyakit tipus, hepatitis, disentri atau gastroenteritis. "Ciri-ciri air yang aman dikonsumsi adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung zat berbahaya dan tidak mengandung cemaran pestisida, jamur, dan bahan lain yang membahayakan tubuh," papar Prijo.

Ia mengusulkan adanya badan yang khusus melakukan pengawasan bagi kualitas air. "Air ini penting, tapi siapa yang bisa menjamin kualitas air? Harus ada lembaga yang meng-endorse (mendorong) peningkatan kualitas air dan mengawasinya," ujar Prijo.

Salah satu kasus yang disebut Prijo menunjukkan pentingnya pengawasan kualitas air itu adalah ketika Ibu Negara Ani Yudhoyono dilarikan ke rumah sakit karena terjangkit penyakit demam tipus. "Ibu negara kena demam tifoid (tipus) itu salah satu indikator bahwa negara kita belum memperhatikan sanitasi lingkungan. Sudah waktunya kita memperbaiki sistem ini," ujarnya.

Prijo berpendapat adanya UU untuk mengatur kualitas air semisal UU Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air sangat dibutuhkan untuk menjamin kualitas air yang dikonsumsi masyarakat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement