Senin 16 Jan 2012 01:02 WIB

NU Harus Bisa Kembangkan Ekonomi Masjid

Rep: Heri Purwata/ Red: Ramdhan Muhaimin
Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Nahdlatul Ulama (NU) merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia. Jumlah masjid yang berafiliasi kepada NU pun sangat banyak. Karena itu, seyogyanya NU mampu mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis masjid. 

Demikian ditandaskan anggota DPD RI, Hafidh Asrom dalam Musyawarah Kerja Cabang NU Kabupaten Gunungkidul, Sabtu (14/1) lalu. 

Saat ini, kata Hafidh, sudah banyak program pengembangan ekonomi berbasis masjid. Di antaranya, program pembangunan menara  masjid yang dikerjasamakan degan operator untuk digunakan untuk BTS (pemancar selluler), penyelenggaraan Baitul Maal, dan layanan kesehatan melalui rumah sehat dan Jamkesmas, koperasi syariah, serta warung serba ada, dan lain sebagainya.

Selain itu, kata Hafidh, masih ada  potensi lain yang sangat penting dan bisa dikembangkan organisasi NU, baik organisasi tingkat pusat maupun tingkat wilayah dan cabang. Salah satunya, pemberdayaan LAZ.

"Hal ini penting karena sumberdaya ekonomi zakat besar sekali. Besarnya pontensi zakat ini tercermin dari Laporan dari Badan Amil Zakat (BAZNAZ) tahun 2010 bahwa dari total zakat nasional yang terkumpul sebanyak Rp 1,5 triliun. Dari jumlah sebesar itu itu, sebanyak 60 persennya di antaranya berasal dari kontribusi LAZ," kata Hafidh.

Potensi lain yang bisa dikembangkan NU, lanjut Hafidh, peningkatan produktivitas melalui penciptaan kesempatan kerja dan berusaha. Usaha ini diwadahi melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Koperasi, dan Usaha Ekonomi Produktif  (UEP) lainnya.

Menurut Hafidh, potensi pengembangan tersebut didasari fakta empirik bahwa belum ada usaha/badan usaha ekonomi yang secara langsung dikelola organisasi NU. 

Berdasarkan data data Asosiasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama Rabitah Ma’hadil Islamiyah (RMI-NU), saat ini ada sebanyak 20 ribu pesantren yang berada di bawah naungan organisasi NU. Dengan kondisi demikian ini, maka PBNU sebagai organisasi besar harus mampu merancang dan mewujudkan program pengembangan ekonomi yang berbasis pesantren.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement