Jumat 13 Jan 2012 17:01 WIB

Ikan Impor Banjiri Pasar, Nelayan Makin Sengsara

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Heri Ruslan
Nelayan, ilustrasi
Foto: Antara
Nelayan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  INDRAMAYU –- Nelayan dari berbagai daerah di Jawa Barat menolak masuknya ikan impor. Masuknya ikan impor ke pasar dalam negeri akan membuat nasib nelayan semakin terpuruk.

 ‘’Harga ikan impor lebih murah. Hal itu jelas saja akan membuat ikan nelayan tidak laku terjual,’’ ujar Ketua Pengurus Sementara DPD Himpunan Serikat Nelayan Indonesia (HSNI) Jawa Barat, Ono Surono, kepada Republika, Jumat (13/1).  

Ono mencontohkan, untuk harga ikan impor jenis tongkol hanya Rp 5.000 per kilogram. Sedangkan harga ikan tongkol lokal bisa mencapai Rp 12 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogramnya.

Ono mengaku tak mengerti mengapa harga ikan impor lebih murah dibandingkan harga ikan lokal. Namun yang pasti, kondisi tersebut akan membuat minat konsumen beralih dari ikan lokal menjadi ikan impor.

Nelayan pun semakin menjerit. Menurut Ono, modal yang dikeluarkan nelayan lokal untuk bisa menangkap ikan sangat tinggi. Dia menyebutkan, untuk perahu dengan ukuran kurang dari tiga gross ton (GT), modalnya Rp 200 ribu sekali melaut. Perahu berukuran antara lima sampai sepuluh GT, modalnya Rp 2 juta – Rp 3 juta. Sedangkan perahu diatas 30 GT, modalnya Rp 60 juta – Rp 70 juta.

‘’Kalau modalnya besar, sedangkan ikannya nanti tidak laku terjual,  nelayan akan makin sengsara,’’ tutur Ono.

Karena itulah, tambah Ono, berdasarkan hasil penelusurannya, nelayan di berbagai daerah di Jawa Barat menolak masuknya ikan impor. Apalagi, kini nasib nelayan sedang terpuruk akibat buruknya cuaca di laut.

‘’Janganlah penderitaan nelayan akibat cuaca buruk ini ditambah dengan masuknya ikan impor,’’ ucap Ono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement