Kamis 12 Jan 2012 22:54 WIB

Empat Faktor yang Membuat Kandidat Jadi Presiden

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik Mulyana Wirakusumah menyatakan ada empat faktor yang memengaruhi suara seorang calon presiden dalam pemilihan umum presiden dan wakilnya pada 2014 mendatang.

"Seorang calon harus dekat dengan publikasi media massa, dia juga harus berpotensi diusung lebih dari satu partai, tidak bermasalah di mata publik, dan mempunyai peran sentral dalam pembangunan ekonomi lima tahun ke belakang," kata Mulyana di Jakarta, Kamis (12/1).

Saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema 'Penentuan Calon Presiden/Wakil Presiden oleh Partai Politik Secara Demokratis' ia menegaskan untuk memenuhi syarat yang pertama, yaitu dekat dengan publikasi media massa, seorang tokoh harus duduk dalam jabatan publik atau kementerian yang strategis agar sering menjadi soroton wartawan.

"Jabatan dalam kementerian yang strategis akan membuat seorang tokoh mendapatkan publikasi gratis, tanpa jabatan ini, biaya untuk masuk ke media massa akan sangat besar," kata dia.

Faktor yang kedua, harus berpotensi diusung lebih dari satu partai, menurut Mulayana sangat penting karena batas ambang suara (electoral treshold) yang disyaratkan Undang Undang Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sangat besar, yaitu 25 persen.

"Jumlah partai di Indonesia terlalu banyak sehingga menyebabkan tidak ada partai mayoritas, mereka dipaksa untuk berkoalisi satu sama lain agar bisa memnuhi batas ambang suara. Seorang tokoh yang mempunyai hubungan buruk dengan partai lain kemungkinan besar akan gagal," kata dia dalam diskusi yang diadakan oleh 'Seven Strategic Studies' ini.

Dari hasil akhir Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat 2009 lalu, tidak ada satu pun partai politik yang mendapatkan suara lebih dari 25 persen. Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu hanya mendapatkan 20,85 persen suara, Golkar di tempat kedua mendapat 14,45 persen suara, dan urutan ketiga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memperoleh 14,03 persen suara.

"Faktor kemenangan yang ketiga adalah sejarah. Seorang tokoh yang pada masa lalu pernah bermasalah dengan isu moral ataupun Hak Asasi Manusia akan sulit memenangi Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden," kata dia.

Masa lalu yang bermasalah akan menyebabkan seorang calon presiden menjadi sasaran kampanye hitam lawan-lawan politiknya sehingga popularitasnya akan cepat turun meskipun dia tulus dalam pecalonan diri, demikian pendapatnya.

Faktor terakhir yang dapat menentukan perolehan suara seorang calon presiden menurut Mulyana adalah keterlibatan dalam pembangunan ekonomi pada lima tahun terakhir. "Masyarakat akan melihat bagaimana peran seorang tokoh dalam pemenuhan hak mereka akan kesejahteraan," kata dia.

Menjelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 mendatang, telah beredar nama-nama yang dikabarkan akan mencalonkan diri. Di antaranya adalah politisi Golkar Aburizal Bakrie, politisi Partai Amanat Nasional Hatta Radjasa, Megawati Soekarno Putri dari PDI-P, dan Prabowo Subianto dari Partai Gerakan Indonesia Raya.

Selain Irman dan Ray, juga hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini pengamat politik Mulyana Wirakusumah, politisi Partai Demokrat Kastorius Sinaga. Guru Besar ilmu politik Universitas Indonesia, Profesor Iberamsjah yang juga diundang tidak dapat hadir karena sakit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement