REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Sohibul Iman berpendapat, pemerintah harus sepenuhnya mendukung produksi mobil nasional (mobnas) dengan memberikan berbagai kemudahan atau insentif kepada industri tersebut.
"Pemerintah harus membantu bagaimana produsen mobnas ini memiliki 'captive market' dan harus memelopori sebagai pihak pertama yang menggunakannya. Selanjutnya kepada msyarakat yang mau memakai mobnas diberikan insentif pula," katanya di Jakarta, Kamis (12/1).
Sejumlah insentif yang bisa diberikan pemerintah adalah memberi kemudahan pinjaman modal seperti bunga yang rendah, memudahkan perizinan, membantu promosi, pembebasan biaya uji kelayakan kendaraan, pengurangan biaya pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dukungan infrastruktur, serta ketersediaan suku cadang.
Bentuk dukungan lain adalah dari dunia usaha dan perbankan berupa transfer teknologi, strategi pemasaran dan fasilitas kredit lunak.
Menurut Sohibul Iman, industri mobnas itu harus pula mempertimbangkan bagaimana aspek kelayakan secara ekonomi dan daya saing di pasar. Untuk bisa diterima pasar, maka produsen mobnas perlu memikirkan kualitas kendaraan yang dibuat, apakah layak jalan, garansi, suku cadang, dan kemampuan memenuhi permintaan pasar.
"Semua tuntutan persyaratan kelayakan pasar dan daya saing tentu saja tidak bisa dicapai sejak awal, karena masih rintisan. Semakin terus diproduksi maka segala persyaratan itu akan semakin terpenuhi," ujarnya.
Menurut Sohibul Iman, kehadiran mobil nasional merupakan tantangan bagi Indonesia, mengingat bangsa ini memiliki potensi pasar yang besar.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga dengan diproduksinya mobil-mobil nasional seperti Komodo kreasi PT. Fin Tetra, GEA (Gulirkan Energi Alternatif) dan kancil buatan PT. Inka, Tawon buatan PT. Super Gasindo Jaya, Marlip buatan peneliti LIPI, Arina buatan Universitas Negeri Semarang dan esemka buatan siswa SMK Solo.
Mobil Komodo merupakan kendaraan utility yang memiliki fitur self recovery, mampu mengangkut beban hingga 200 kg, berkapasitas 180cc mengunakan suspense double wishbone dengan per keong bersistem independen baik di belakang maupun di depan.
Sedangkan mobil Tawon, diproduksi oleh PT.Super Gasindo Jaya. Semua onderdil dan manufakturnya dari Indonesia sedangkan mesinnya didatangkan dari China. Mobil ini tersedia dalam dua varian yakni Minibus dan bestel wagon, dengan bahan bakar gas, bio ethanol dan bensin.
Mobil Esemka merupakan mobil jenis sport utility vehicle (SUV) berkapasitas tujuh penumpang dengan menggunakan mesin 1.500 cc DOHC berteknologi 'fuel injection'. Untuk membuat satu mobil esemka diperlukan waktu empat bulan, karena menggunakan alat manual. Prototipe mobil nasional ini adalah kombinasi dari Honda CRV dan Mercedes benz ML Class.