Sabtu 07 Jan 2012 17:57 WIB

Petani Kediri Kesulitan Peroleh Urea

REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI--Sejumlah petani di Kabupaten Kediri mengaku kesulitan mencari pupuk terlebih lagi jenis urea saat musim tanam seperti ini, hingga terpaksa hanya menggunakan pupuk organik.

Eko, salah seorang petani asal Desa Mukuh, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Sabtu, mengaku belum mendapatkan pupuk, terutama jenis urea. Padahal, saat ini ia sudah persiapan untuk penyemaian bibit.

"Saya cari sampai di Kras, Puncu, juga tidak ada, kosong. Di koperasi pun, juga sudah tidak ada," ucapnya.

Ia mengaku cukup resah dengan pupuk yang menghilang, khususnya saat musim tanam. Padahal, ia sangat membutuhkan pupuk, terutama urea untuk pertumbuhan tanamannya agar bisa berkembang dan produksi baik.

Terlebih lagi, ia juga mendengar jika harga pupuk urea saat ini naik dari semula Rp1.600 perkilogram atau Rp80.000 per karung (isi 50 kilogram) menjadi Rp1.800 perkilogram atau Rp90.000 per karung. Dengan itu, ia mengaku semakin sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan sarana produksi pertanian tersebut.

Ia sempat ditawari oleh rekannya pupuk jenis urea. Namun, harga yang ditawarkan cukup tinggi, hingga Rp120.000 per sak. Padahal, pupuk itu adalah urea jenis lama, yang berwarna putih. Biasanya, dari 100 ru (1 hektare = 700 ru) ia membutuhkan pupuk hingga 1 kuintal 20 kilogram berupa campuran antara urea dan phonska. Namun, karena stok urea kosong, ia hanya mengandalkan dari phonska saja.

"Karena stok kosong, paling nanti menggunakan phonska dan SP36. Nanti juga ditambah dengan pupuk kandang, jadi berharap agar tanaman tumbuh bisa baik, walaupun tanpa urea," paparnya.

Ia juga mengaku harus berpikir keras untuk mencari dana tambahan persiapan musim tanam tahun ini. Selain harga pupuk, jenis urea yang ternyata naik, ia juga harus mengeluarkan ongkos besar untuk pembelian bibit maupun pengolahan lahan.

"Total per 100 ru biasanya saya habis ongkos antara Rp800 ribu sampai Rp1 juta. Namun, dengan kenaikan ini tentunya ongkos itu lebih tinggi," tuturnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement