Kamis 05 Jan 2012 22:24 WIB

Presiden Minta Menlu Perhatikan Situasi Geopolitik Global

Rep: Esthi Maharani/ Red: Djibril Muhammad
Menkopolhukam Djoko Suyanto.
Foto: Antara/Siswowidodo
Menkopolhukam Djoko Suyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Ham (Menko Polhukam), Djoko Suyanto menyampaikan hasil sidang kabinet bidang paripurna bidang politik hukum dan ham, Kamis (5/1) terkait situasi geopolitik global. Khususnya Afrika Utara, Timur Tengah, Yaman, Selat Hormuz, sampai geopolitik di semanjung Korea dan Laut Cina Selatan.

Didampingi Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, Djoko juga menyatakan dalam sidang kabinet tersebutmenyinggung tentang kondisi perekonomian di negara-negara Eropa yang belum membaik dan akan ada dampaknya di 2012 kepada Indonesia.

Selain itu, juga dipaparkan mengenai jadwal pemilihan kepala-kepala negara di dunia yang kebijakannya nanti akan berpengaruh pada Indonesia. Disampaikan juga tantangan-tantangan geopolitik lain, termasuk food security, terorisme, bencana alam, maupun krisis ekonomi yang akan berpengaruh di indonsia.

"Presiden sudah memberikan arahan untuk terus mencermati dan melakukan komunikasi dengan negara tersebut," katanya, Kamis (5/1). Sebagai contoh, Menlu diminta untuk berkomunikasi dengan Menlu Irak setelah Irak ditinggal Amerika Serikat dan PBB. Hal tersebut akan menyangkut penempatan duta besar di negara tersebut.

Begitu pula dengan kondisi di Yaman yang sedang dalam konflik perlu dicermati. Karena di sana, banyak masyarakat Indonesia yang menuntut ilmu. "Saat ini ada lima orang yang berhasil dibujuk untuk kembali ke tanah air, sedangkan yang lain masih perlu dibujuk," katanya.

Perhatian lainnya yang tidak kalah penting adalah perlu dicermati dinamika semenanjung Korea selepas ditinggal pemimpinnya. Terlebih lagi pada Maret nanti akan disampaikan tentang konferensi tingkat tinggi nuklir di Korea Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement