REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Presiden Susilo Bambang meminta agar pengungkapan kasus korupsi jangan asal fitnah. Karena fitnah dapat membuat reputasi seseorang menjadi runtuh.
"Saya suka dengan istilah Whistle Blower. Peniup peluit Yes. Tetapi fitnah no. . Kalau fitnah membuat reputasi orang menjadi runtuh,"ujar SBY, dalam peringatan hari anti korupsi se-dunia di Aula Utama Masjid Agung, Jawa Tengah, Jumat (9/12).
Peniup peluit atau orang yang mengungkap kasus itu harus memiliki bukti permulaan. Bukan asal melempar dengan menuduh orang tanpa dasar yang jelas. Kemudian serahkan semuanya kepada para penegak hukum. "Biarkan pengadilan yang memutuskan,"ujar Presiden.
SBY juga meminta agar persoalan hukum itu tidak dicampur adukan dengan politik. Jika itu terjadi maka akan sulit ditentukan mana ujung pangkal dari kasus itu.
Usai memberikan sambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengikuti shalat Jumat di Masjid Agung. Setelah shalat Presiden menyempatkan waktunya untuk berdiskusi dengan pegiat anti korupsi di Wisma Perdamaian, Semarang.
LSM yang hadir antara lain dari Indonesian Corruption Watch, Transparansi Internasional Indonesia, Pukat Korupsi UGM, Fitra, Masyarakat Transparansi Indonesia dan sejumlah organisasi lainnya..