REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyindir negara-negara yang kurang memiliki komitmen dalam upaya pemberantasan korupsi. Padahal pemberantasan kejahatan itu tidak bisa hanya dilakukan pemerintah Indonesia semata.
Menurut SBY makna peringatan hari anti korupsi se-Dunia cakupannya luas. Artinya, pemberantasan korupsi tidak hanya dilakukan pada tingkat nasional. Tetapi harus bersama dengan masyarakat dunia. Termasuk negara-negara sahabat ataupun tetangga.
"Saya telah sampaikan hal ini tidak hanya di sini tetapi juga forum global termasuk di G20 APEC, maupun ASEAN plus," ujarnya, saat memberikan sambutan dalam peringatan hari korupsi se-Dunia, di Aula Utama Masjid Agung Jawa Tengah, Jumat (9/12).
Persoalan korupsi adalah masalah dunia. Pemerintah Indonesia, lanjut SBY, tidak ingin jika ada negara-negara lain yang malah menjadi save heavens atau tempat buat para koruptor didalam negeri untuk menaruh aset korupsinya.
Begitupula negara-negara yang menjadi tukang tadah buat illegal loging, illegal trading, atau pun illegal mining. Sementara disatu sisi mereka justru menuding Indonesia tidak bisa menidak aksi ilegal itu.
Menurut SBY Indonesia ingin ada kerja sama yang tulus. Apakah itu kerja sama ekstradisi atau dalam bentuk saling bantu-membantu. Jangan sampai, kata presiden, ada negara-negara lain yang memilki semangat sama tapi untuk ektradisi tidak mau.
Tidak hanya itu, Indonesia juga ingin ada kerja sama dalam pengembalian aset. Yakni aset-aset korupsi dari Indonesia di negara lain. Apakah itu berua uang kapital ataupun dalam bentuk lainnya. Konon, kata SBY, ada aset Bank Century yang juga di taruh di negara lain. "Kita tidak ingin hanya di Indonesia, tapi juga kerja sama dengan pemerintah lain," katanya menegaskan.