REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR-- Badan Tenaga Nuklir (Batan) Indonesia kembali menjajaki potensi kelayakan sumber listrik untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Sulawesi Selatan. "Dalam waktu dekat kami akan melakukan penelitian dengan menjajaki potensi sumber daya nuklir dengan roadmap untuk kelayakan pusat pembangunan dan pengembangan PLTN di KTI," kata Deputi Kepala Batan Bidang Pengembangan Tekhnologi dan Energi Nuklir, Adiwardoyo, di Makassar, Selasa.
Menurut dia, pembangunan PLTN di Kawasan Timur Indonesia kemungkinan dapat dilakukan melihat kondisi geografis cukup mendukung. Selain menyediakan teknologi kata dia, rekomendasi arah lokasi serta investasi menjadi faktor utama juga diperlukan.
"Investasi pastinya pihak ketiga. Kita melihat pemenuhan listrik masyarakat di KTI masih dibawah rata-rata atau sekitar 600 kilowatt perkapita," ujarnya di sela seminar pemanfaatan nuklir di gelar Ikatan Alumni Teknik Unhas Makasar.
Malaysia, sebut dia, pemenuhan listrik jauh melebihi Indonesia yang lebih dari 3000 Kw perkapita, Sementara Sulsel untuk pembangunan PLTN salah satu solusi alternatif yng sebelumnya ada rencana pembanguan di daerah jawa.
"Kami akan berikan dukungan penuh bagi Badan Usaha Milik Negera (BUMN), ataupun pihak swasta yang akan menanamkan investasi," katanya .
Rekomendasi sebelumnya, tambah Adiwardoyo, untuk kelayakan telah diberikan pada Provinsi Bangka Belitung, namun pembangunan harus dibarengi dengan pemenuhan dasar listrik masyarakat yang ada disana. "Konsentrasi kami dulunya ada di sana. Namun pembangunan PLTN tersebut diperlukan guna melayani kebutuhan energi di masyarakat. karena tolak ukur kemakmuran ada pada daerah tersebut," tambahnya.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sulsel Idrus Hafied mengaku, Sulsel telah siap menyambut dan menjadi pusat pengembangan PLTN terutama di KTI. Kendati demikian, sudah empat wilayah di Sulsel terindikasi memiliki kandungan potensi energi harus menjadi prioritas pengembangan potensi, kata dia pihaknya terus melakukan penelitian dan pendalaman di empat wilayah tersebut.
"Daerah yang memiliki potensi mineral misalnya Masamba di LuwuUtara, kemudian Kabupaten Barru, lalu Kompleks Bantimala (Banttimurung,Maros-Bone serta kompleks Bontobulu, Bone," akunya.