REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membantu Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) menyelenggarakan pemilihan Ketua Umumnya secara elektronik (e-voting) di Jakarta, Sabtu.
"Pemilihan Ketua Umum IA ITB dilaksanakan serentak di 30 kota di Indonesia, dan untuk Jakarta di pusatkan di Gedung PLN Pusat, dengan jumlah pemilih di Jakarta mencapai 3.000 orang,'' jelas Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar dalam siaran pers BPPT.
Sebelumnya, ujar alumni ITB ini, BPPT telah melaksanakan simulasi pemilihan Ketua Umum IA ITB pada akhir November lalu dan akan berupaya terus mensosialisasikan sistem pemilihan secara elektronik berikutnya. "Kita juga sudah melakukan uji coba e-voting antara lain di Jembrana, Pandeglang, dan Gorontalo," katanya.
Suatu sistem pemilihan, harus memenuhi kriteria antara lain tingkat akurasi 100 persen, keamanan data yang tinggi, auditibilitas yang tinggi, kualitas terbaik, kehandalan, penyesuaian dengan hukum yang ada, bisa mengakomodir bermacam pemilih dan mudah digunakan. ''Sistem pemilihan secara elektronik (e-voting) ini sudah terbukti mencakup seluruh kriteria tersebut,"ujarnya.
BPPT juga memberikan masukan kepada Pansus Perubahan UU tentang Pemilu untuk memasukkan e-voting sebagai salah satu cara pemilu yang sah untuk Pemilu Presiden, DPR, DPD dan DPRD.
"Hal ini kami lakukan, karena pemilu secara elektronik ini jauh lebih murah dan cepat, sementara pemenuhan azas LUBER dan JURDIL terjamin. Mudah-mudahan penyelenggaraan pemilihan Ketum IA ITB secara elektronik di Jakarta ini berlangsung lancar dan sukses, serta semakin meyakinkan masyarakat tentang e-voting,? tambahnya.
Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT, Hammam Riza mengatakan bahwa pelaksanaan e-voting dalam pemilihan Ketua Umum IA ITB kali ini dapat menjadi bukti bahwa teknologi tersebut bisa diaplikasikan pada pemilu yang sesungguhnya, apalagi jika ditinjau dari aspek akurasi, kecepatan dan efisiensi.
''Dan BPPT-lah yang menjadi pionir dalam sosialisasi dan penerapan teknologi e-voting ini,'' jelasnya.
Teknis pelaksanaan pemilihan hari ini, lanjutnya, dimulai dengan pemilih memverifikasi "v-token" terlebih dahulu, sebagai bukti pemilih tersebut memang berhak memilih.
Kemudian v-token tersebut di-generate di mesin e-voting dan selanjutnya mesin e-voting akan memberikan kertas suara untuk dipilih.
Setelah selesai, suara akan digabung dengan v-token, disegel dengan "private key" baru kemudian dimasukkan ke database. "Pengembangan lainnya ke depan yaitu akan dibuat e-voting calculation dan tabulation untuk melengkapi sistem e-voting yang sudah dikembangkan BPPT," terangnya.