REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Gubernur Jawa Timur Soekarwo menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur tetap menolak beras impor untuk distribusi jatah beras untuk masyarakat miskin (raskin) di Jawa Timur, meski stok beras Bulog dikabarkan menipis.
"Kalau kita berpikiran positif, tentu harus menolak beras impor karena gabah dan beras petani di Jatim cukup melimpah," katanya setelah membuka musyawarah cabang (muscab) Partai Demokrat Kabupaten Jember, Rabu.
Menurut dia, panen petani bulan Januari-Maret 2011 sebanyak 1,15 juta ton beras, namun Badan Urusan Logistik (Bulog) hanya mampu menyerap sekitar 160 ribu ton saja, padahal panen di Jatim pada bulan tersebut mencapai 60 persen.
"Pada musim panen tahap kedua di bulan Juli-Oktober, Bulog juga menyerap sedikit dari hasil panen petani dan musim panen saat ini sebanyak 366 ribu ton beras, padahal Bulog Jatim hanya memerlukan 83 ribu ton," paparnya.
Dari angka tersebut, kata dia, stok beras di Jatim melimpah, sehingga masyarakat miskin di Jawa Timur tidak perlu mengonsumsi beras impor karena banyak beras dan gabah petani yang tidak dibeli oleh Bulog.
"Saya sudah ketemu dengan Kepala Bulog dan melaporkan hal itu kepada Menko Perekonomian Hatta Radjasa," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu.
Bahkan, lanjut dia, Komisi B DPRD Jatim sudah bertemu dengan Bulog Jatim dan ada titik temu dalam pertemuan itu yang menyatakan bahwa Bulog bersedia membeli gabah dan beras petani dengan harga pasar.
Ia menegaskan bahwa Jatim tidak perlu menerima beras impor karena dapat berakibat pada jatuhnya harga beras dan gabah di tingkat petani, sehingga petani akan merugi. "Silakan Jatim digunakan sebagai tempat transit beras impor yang akan dikirim ke luar Pulau Jawa, namun jangan mendistribusikan beras impor ke Jatim," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Bulog Divre XI Jember Tri Wahyudi Saleh mengakui bahwa sejumlah Bulog mengalami kendala dalam penyerapan beras dan gabah milik petani karena harga di pasaran lebih tinggi dibandingkan dengan harga pembelian pemerintah (HPP).
"HPP gabah sebesar Rp3.345 per kilogram dan beras sebesar Rp5.060 per kilogram. Bulog Jember tidak bisa membeli gabah dan beras melebihi HPP," katanya.