Selasa 29 Nov 2011 07:30 WIB

Pemerintah Bangun 12 Kota Transmigrasi di Perbatasan

Rep: Prima Restri/ Red: Chairul Akhmad
Salah satu kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia di pulau Kalimantan.
Foto: kaskus.us
Salah satu kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia di pulau Kalimantan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2010 – 2014 Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan membangun 12 kawasan transmigrasi di perbatasan Indonesia. Ke-12 kawasan ini sebagai embrio Kawasan Perkotaan Baru di daerah perbatasan.

Ke-12 kawasan tersebut yaitu: Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Gerbang Mas Perkasa, Sambas Kalimantan, Subah Sambas, Simanggaris, Kalimantan Timur, Sebatik Nunukan Kaltim, Senggi Keerom Papua, Salor Merauke Papua, Muting Merauke. Papua, Rupat Bengkalis Riau, P Morotai Maluku Utara, Batutua Nusamanuk Rote Ndao NTT, Tanglapui Alor  NTT dan KTM Ponu Timur Tengah Utara NTT.

Kawasan perbatasan memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah, antara lain potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan pariwisata.''Namun potensi tersebut belum didayagunakan secara optimal,'' tutur Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, Senin (28/11).

Salah satu kendalanya masih terbatasnya ketersediaan tenaga kerja dan modal untuk mendukung pengelolan potensi sumberdaya alam tersebut. Tingkat kepadatan  penduduk di kawasan perbatasan pada umumnya sangat rendah dengan persebaran yang tidak merata.

Muhaimin mengatakan wilayah perbatasan menjadi isu penting yang mendapat perhatian dari berbagai pihak. Karena memiliki arti nilai ekonomi, geopolitik, dan pertahanan keamanan, serta memiliki posisi strategis sebagai pagar dan “beranda depan” wilayah Negara.

Ia menambahkan untuk pembangunan satu kawasan diproyeksikan membutuhkan sedikitnya 100.000 orang tenaga kerja untuk pembangunan infrastruktur dan pemukiman. Dan juga untuk  pengembangan sektor industri, pertanian, perkebunan dan jasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement