REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menegaskan, keberadaan 2.500 tentara Amerika Serikat (AS) di Darwin, Australia, bukan sebuah ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya Freeport di Papua. Indonesia justru diuntungkan sebab bisa menjalin latihan bersama dengan kehadiran militer AS di Darwin itu.?
"Kehadiran mereka tidak betul untuk ancaman ke kita," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kemenhan, Jumat, (25/11). Menurutnya, kedatangan pasukan itu dilakukan secara bertahap, dan tahap pertama ditempatkan 250 tentara.
Dikatakan Purnomo, keberadaan tentara negeri Paman Sam itu sudah dikonfirmasi dan diklarifikasi pemerintah AS kepada Indonesia. Karifikasi dilakukan Presiden Barack Obama kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat bertemu di KTT ASEAN di Bali, beberapa waktu lalu. "Diklarifikasikan juga ke Perdana Menteri Australia, kehadiran mereka bukan ancaman ke kita," kata Purnomo.
Pihaknya menekankan, keberadaan militer AS itu jangan selalu dikaitkan PT Freeport. Karena hasil pertemuannya dengan Menhan AS Leon Panetta menyatakan, persoalan di Freeport itu bukan masalah antarnegara, melainkan perusahaan. "Jadi tidak masalah," kata Purnomo