Selasa 15 Nov 2011 11:28 WIB

JK: Sekiranya Zaman Nabi Ada, Donor Darah Pasti Ada Hadisnya

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Didi Purwadi
Mantan Wakil Presiden dan Ketua PMI, Jusuf Kalla.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Mantan Wakil Presiden dan Ketua PMI, Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Berbagi harta, menurut Jusuf Kalla, itu sifatnya relatif. Seseorang yang memiliki banyak harta bisa saja menyumbangkan puluhan juta rupiah dari hartanya itu. Namun, menurut Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) ini, menyumbangkan darah merupakan wujud berbagi yang lebih berharga.

"Karena darah merupakan sesuatu yang paling berharga dari tubuh kita. Kalau mau menyumbang, sumbanglah yang paling berharga," ujar dia saat menghadiri syukuran milad kelompok pengajian Namira ke 25 pada Selasa.

Sekiranya di zaman Rasul sudah ditemukan alat yang bisa mentransfusi darah, JK yakin akan ada hadis tentang donor darah. Rasul menganjurkan bekam sebagai salah satu cara pengobatan. "Bekam itu mengeluarkan darah juga dari tubuh kan," kata mantan wakil presiden ini.

Ia tidak bermaksud mengatakan donor darah lebih baik dibandingkan hadis Rasul. Namun dengan berdonor, seseorang bisa mendapatkanb dua manfaat sekaligus.

"Darahnya dikeluarkan, ia menjadi sehat. Darahnya diberikan ke orang lain sehingga ia beramal," katanya.

JK mengingatkan donor darah itu seperti arisan bergilir. Hari ini orang lain yang mendapatkan darah. Tapi, tidak pernah menutup kemungkinan suatu hari diri kita sendiri yang harus ditransfusi.

"Kita jangan egois hanya ingin diberi darah, kita juga harus menyumbang darah," ujar dia. Dengan donor darah yang menyumbang sehat, yang menerima juga sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement