Jumat 04 Nov 2011 12:00 WIB

Indonesia Lanjutkan Kerjasama Kelautan dan Perikanan dengan AS

Scot Marciel
Foto: Antara
Scot Marciel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat melanjutkan kerja sama di bidang kelautan dan perikanan. AS menilai Indonesia negara penting dalam produksi dan lingkungan perairan.

"Kami akan melanjutkan kerja sama yang sudah berjalan seperti dengan 'joint committe' mengenai NOAA ("National Oceanic and Atmospheric Administration" atau lembaga samudera dan atmosfir AS)," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, di Jakarta, Jumat.

Menurut Cicip, kerja sama dengan AS itu juga akan diselaraskan dengan berbagai program yang dimilikI Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) khususnya dalam masalah sains dan ekonomi antara kedua negara.

Menteri Kelautan dan Perikanan juga memaparkan, pihaknya juga akan bekerja sama dengan lembaga USAid (lembaga donor AS) mengenai perubahan ikilm dan ketahanan pangan.

Ia mengemukakan, dukungan dan kerja sama AS juga dibutuhkan dalam upaya penanggulangan pemberantasan "illegal fishing" serta dalam penerapan pendekatan ekosistem terhadap pengelolaan perikanan di Indonesia.

Selain itu, kerja sama lainnya antara lain dalam penerapan program "Port State Measure", pemberdayaan nelayan skala kecil, dan dalam memenuhi standar kualitas produk perikanan yang telah ditetapkan oleh Amerika Serikat.

Sementara itu, Dubes AS untuk RI, Scot Marciel mengatakan, Indonesia merupakan negara yang sangat penting khususnya dalam hal produksi perikanan dan juga untuk menjaga lingkungan perairan yang luas yang terdapat di kawasan Indonesia.

Kerja sama Indonesia-AS diawali pada tahun 2003 melalui Program Mitra Bahari dan diperkuat dengan penandatanganan MoU tentang kerja sama Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Aplikasi di bidang kelautan dan perikanan pada 2007.

Sebelumnya, melalui kerja sama dengan NOAA, Indonesia-AS mengadakan eksplorasi bersama yang telah dilakukan Indonesia-AS di kawasan perairan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, pada pertengahan 2010. Hasil riset kerja sama kelautan Indoensia-AS tersebut telah ditemukan berbagai hal baru dan menarik antara lain ditemukan hingga sebanyak 600 spesies baru.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement