Kamis 03 Nov 2011 19:26 WIB

Diteror, Korban Sedot Pulsa Meminta Perlindungan ke LPSK

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Pelapor kasus sedot pulsa, Hendri Kurniawan. mengalami teror dan intimidasi pada Senin (31/10) lalu. Hendri dan kuasa hukumnya, David Tobing pun melaporkan hal ini kepada Polda Metro Jaya dan meminta perlindungan di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Tadi saya sudah melaporkan kekerasan terhadap saya ke Polda Metro Jaya," kata Hendri Kurniawan yang dihubungi Republika, Kamis (3/11).

Hendri pun menceritakan kekerasan yang dialaminya pada Senin (31/10) malam itu. Saat itu, ia akan pulang menuju ke rumahnya di bilangan Bogor, Jawa Barat, dengan naik angkutan umum dari Lebak Bulus. Saat menunggu angkutan, tiba-tiba seorang pria menghampirinya. Pria itu memakai helm dengan kaca hitam, sehingga ia tidak dapat melihat ciri-ciri wajah pria tersebut.

Lalu pria itu langsung membentaknya dan mengatakan kata-kata kasar bernada ancaman. Kemudian pria itu menampar wajah Hendri dengan keras beberapa kali. Hendri pun terjatuh. Tak cukup sampai di situ, pria itu menginjak salah satu kaki Hendri dengan sepatu kets besar yang dipakainya. Setelah itu pria tak dikenal itu meninggalkannya setelah mengucapkan kata-kata ancaman.

"Dia bilang 'ngapain saya melapor? Supaya dianggap pahlawan.' Terus dia bilang lagi, 'Awas jangan bilang ke siapa-siapa'. Abis itu dia langsung pergi. Wajah saya lebam dan kaki saya masih 'pincang' karena diinjak pake sepatu kets besar yang dipakai pria itu," tuturnya.

Hendri mengatakan tidak dapat melihat ciri-ciri fisik pria yang memukulnya karena memakai helm dan kaca hitam. Namun postur tubuh pria tak dikenal itu bertubuh tegap dan besar dengan tinggi badan sekitar 180 sentimeter.

Kuasa hukum Hendri, David Tobing membenarkan kesaksian kliennya itu. Atas kekerasan tersebut, pihaknya telah melaporkan hal ini ke Polda Metro Jaya dan meminta perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Pihaknya juga membawa surat visum dari dokter karena Hendri sempat ke rumah sakit di Bogor usai mengalami kekerasan.

David menambahkan saat laporan di Polda Metro Jaya dan LPSK, ia mendampingi Hendri yang saat ini masih terguncang kondisi psikologisnya. Karena ketakutan, tambahnya, bahkan Hendri sempat menangis dalam menceritakan kekerasan yang diterimanya pada Senin (3/11) malam.

Ia pun mengimbau kepada Hendri agar tidak pergi pada malam hari. Kalaupun akan pergi, lanjutnya, Hendri masih dapat dipantau oleh orang-orang terdekatnya. Ia pun meminta kepada pihak kepolisian agar dapat melindungi keselamatan Hendri dan kasus sedot pulsa itu dapat segera ditindaklanjuti.

"Yang penting kami melapor dan meminta perlindungan terlebih dahulu. Hendri masih terguncang. Tadi saat di LPSK, dia sempat menangis," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement