REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pesan singkat lewat telepon selular (SMS) dianggap menjadi cara efektif untuk menyebarkan informasi prakiraan cuaca kepada nelayan, kata peneliti dari Indonesia Civil Society for Climate Justice (CSF), P Raja Siregar di Jakarta, Selasa.
"Informasi penting bagi nelayan untuk memutuskan apakah akan pergi melaut atau tidak, apalagi dalam kondisi perubahan iklim seperti saat ini. Informasi itu sebenarnya sudah ada di portal BMKG tapi belum sampai ke nelayan, jadi kami yang meneruskannya lewat SMS dan kami amati," kata Raja.
Ia mengatakan hal tersebut dalam acara peluncuran buku Nelayan dan Ketidakpastian Iklim, tanggapan Nelayan Atas Informasi Prakiraan Cuaca dan Potensi Ikan yang merupakan hasil penelitian CSF.
Pada penelitian yang diadakan selama 2,5 hingga 3 bulan pada 2010 di lima lokasi yaitu Teluk Stabas, Lampung; Pelabuhan Ratu, Jawa Barat; Teluk Kwandang, Gorontalo; Desa Ketapan dan Selat Bali, Jawa Timur dan Muara Angke, Jakarta, para peneliti CSF mengirimkan SMS kepada para nelayan berisi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika serta prakiraan lokasi potensi ikan (peta PPDPI) dari Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK).
Nelayan yang menjadi target penelitian adalah nelayan tradisional yang memiliki kapal dengan bobot kurang dari tiga tonase kotor (GT) dengan panjang kapal biasanya kurang dari tujuh meter dan lebar 1,5 meter sehingga biasanya melaut tidak jauh dari pantai.
"Kami menerjemahkan gambar-gambar dan data-data kuantitatif dari BMKG menjadi bahasa yang lebih dimengerti oleh nelayan mengenai kecepatan angin, arus dan tinggi gelombang, kami juga memilih mencantumkan hari dari pada tanggal karena ada juga nelayan yang tidak mengetahui tanggal," kata Raja.
Raja dan enam anggota timnya menambah keterangan dari BMKG mengenai kecepatan angin dalam satuan knot dan kecepatan arus permukaan dalam satuan cm/detik dengan kategori pelan, sedang, kencang serta ukuran gelombang dalam satuan meter menjadi kategori besar, kecil, sedang.
"Sedangkan informasi mengenai lokasi potensi ikan dari BROK yang tadinya ditampilkan dalam bentuk koordinat kami terjemahkan menjadi bentuk arah dan jarak misalnya pada jarak 65 mil laut arah tenggara dari teluk Pelabuhan Ratu, berlaku selama Senin-Rabu," jelas Raja.
Raja menilai bahwa SMS yang dikirimkan kepada nelayan efektif untuk membuat nelayan akrab dengan informasi prakiraan cuaca.
"Lewat SMS, nelayan yang berminat dapat membaca berkali-kali sedangkan bagi mereka yang tidak berminat, bisa iseng-iseng melihat SMS dan akhirnya berminat, jadi efektif, berbeda bila informasi disiarkan di radio atau ditulis di satu tempat tertentu" ungkap peneliti yang juga menjadi konsultan ahli pada Indonesia Climate Change Trust Fund-Bappenas tersebut.