Senin 31 Oct 2011 20:12 WIB

Ansor Jatim Desak Polisi Minta Maaf

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--erakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur, Alfa Isnaini, meminta institusi Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Resor Sidoarjo untuk meminta maaf atas insiden penembakan oleh oknum polisi setempat yang menewaskan kader GP Ansor Sidoarjo, Riyadhus Sholihin.

"Secara kelembagaan, institusi kepolisian baik Polres Sidoarjo maupun Polda Jatim harus bertanggung jawab penuh atas insiden ini. Tidak hanya mengusut kasus ini hingga tuntas, tetapi juga harus membuat pernyataan minta maaf secara terbuka di semua media massa," katanya di Tulungagung, Senin.

Ia sempat mengecam pernyataan dari pihak kepolisian yang menyatakan Sholikin sebagai pelaku perampokan.

Menurut dia, pembelaan diri tersebut sama sekali tidak berdasar karena Sholikin yang akhirnya tewas di lokasi kejadian setelah tertembus timah panas polisi adalah anggota PAC GP Ansor Kecamatan Candi, Sidoarjo.

Selain tercatat sebagai anggota aktif GP Ansor, pria kelahiran Trenggalek itu kesehariannya berprofesi sebagai guru mengaji di lingkungan tempat tinggalnya.

"Rekam jejak Solikhin di kami (GP Ansor) sangat jelas, dia tidak pernah memiliki catatan kriminal, apalagi terlibat dalam aksi kejahatan. Kami tidak terima jika anggota kami disebut sebagai penjahat (perampok)," katanya.

Ketua GP Ansor Jatim asal Tulungagung ini menyebut insiden penembakan dalam jarak pendek yang dilakukan Briptu Eko Ristanto sebagai pelanggaran HAM serius.

Hal itu dikarenakan motif penembakan akibat pelaku marah lantaran kendaraannya sempat terserempet secara tidak sengaja oleh kendaraan korban.

"Pihak kepolisian juga wajib bertanggung jawab dalam membiayai hidup keluarga Solikhin, terutama biaya sekolah anak-anaknya yang ditinggalkan," tandasnya.

Demi mengawal tiga tuntutan tersebut, kata Alfa, seluruh keluarga besar GP Ansor di Jatim, Jateng, maupun daerah-daerah lain akan dikerahkan untuk melakukan demo besar-besaran. Gerakan itu pasti akan kami lakukan jika polisi tidak memenuhi seluruh tuntutan kami," katanya.

Tidak hanya melalui jalur nonligitasi, Alfa memastikan GP Ansor Jatim juga telah meminta Komnas HAM untuk melakukan investigasi ke lapangan.

"Kami tidak ingin permasalahan ini akan dimainkan," kata Alfa.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement