Selasa 25 Oct 2011 13:48 WIB

Insiden Tukang Kebun Nyelonong Cermin Kelemahan Menjaga Simbol Negara

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Didi Purwadi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) berjalan di antara delegasi kementerian pertahanan negara ASEAN saat pembukaan ASEAN Fair 2011 di Nusa Dua, Bali, Senin (24/10).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) berjalan di antara delegasi kementerian pertahanan negara ASEAN saat pembukaan ASEAN Fair 2011 di Nusa Dua, Bali, Senin (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung, mengatakan Presiden harus mendapatkan pengamanan ekstra ketat khususnya ketika mengikuti acara negara. Karena itu, dia merasa prihatin dengan kejadian bobolnya pengamanan Presiden saat pembukaan ASEAN Fair di kompleks Bali Tourism Development Corporation (BTDC), Nusa Dua, Bali, Senin (24/10).  

‘’Apa yang terjadi pada bapak (tukang kebun, red) ini semakin memprihatinkan kita semua. Keamanan kita yang melindungi Presiden sebagai simbol negara itu bisa kebobolan,'' kata Pramono, di gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/10). ''Coba kalau dilakukan oleh orang yang di dalam tubuhnya ada bom, itu jadi persoalan tersendiri.''

 

Insiden nyelonong-nya tukang kebun di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terjadi pada Senin (24/10) sekitar pukul 10.15 Wita. Presiden saat itu sedang duduk di podium untuk menyaksikan pertunjukan Aero akrobatik atau atraksi pesawat dalam pembukaan ASEAN Fair 2011 di Nusa Dua Bali.

Saat pandangan seluruh undangan dan tamu negara tertuju pada pertunjukan tersebut, Nyoman Minta -tukang kebun tersebut- dengan santainya berjalan sambil menuntun sepedanya melewati podium tanpa diketahui satu petugas pun.

Presiden pun hanya melihat bapak tua itu berjalan. Sementara, petugas yang mengetahui kejadian itu langsung mengamankan Nyoman Minta. Bahkan, Kapolda Bali dan Pangdam IX/Udayana pun turun langsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement