Selasa 18 Oct 2011 20:11 WIB

Inilah Lima Pertimbangan SBY dalam Reshuffle

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono berfoto bersama para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di tangga Istana Merdeka, Jakarta.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono berfoto bersama para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di tangga Istana Merdeka, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, saat inilah waktu yang pas untuk melakukan reshuffle. Pergantian kabinet, katanya, dilakukan setelah melakukan evaluasi paruh waktu bersama wakil presiden. "Reshuffle bukan RBT atau rencana bangun tidur," katanya, saat memberi pidato pengantar sebelum mengumumkan reshuffle.

Ia menyatakan, meski ada dorongan atau tekanan untuk tiap tahun melakukan reshuffle, namun cara itu tidaklah tepat. "Akan sangat mengganggu stabilitas," ujarnya.

Reshuffle, kata Presiden, dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas kabinet, sekaligus menyukseskan sasaran pembangunan hingga tiga tahun mendatang. Ia menyatakan, reshuffle disusun bersama wakil presiden.

Ia lalu mengurai lima dasar dan pertimbangan melakukan reshuffle, yaitu:

1. hasil evaluasi kinerja kabinet

2. the right man on the right place

3. kebutuhan organisasi

4. masukan dan aspirasi masyarakat luas dalam setahun terakhir

5. pertimbangan faktor persatuan dalam kemajemukan, dengan tak meninggalkan integritas dan kapasitas calon menteri.

Hingga saat ini, konferensi pers pengumuman reshuffle masih berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement