REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ribuan karyawan PT Freeport Indonesia melakukan unjuk rasa dan terjadi bentrokan dengan kepolisian yang memakan korban tewas. Polri mengungkapkan ternyata tidak hanya karyawan yang ada dalam unjuk rasa tersebut. Namun, ada juga kelompok bersenjata.
"Ada dua kelompok, yang satu kelompok lagi bersenjata," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (18/10).
Anton menambahkan saat ini polisi masih mengejar kelompok bersenjata yang menyusup ke dalam aksi demonstrasi karyawan PT Freeport Indonesia. Penyelidikan terkait tewasnya Petrus Ayamiseba dan Leo Wandagau, tambahnya, juga masih terus berjalan.
Mengenai aksi blokir jalan karyawan yang didukung masyarakat di sekitar PT Freeport Indonesia, ia mengharapkan segera ada negosiasi antara perwakilan karyawan dan PT Freeport Indonesia. Polisi juga memberikan fasilitas pengamanan dan logistik berupa obat-obatan selama aksi tersebut.
"Dari mana peluru berasal, itu masih dalam penyelidikan. Logistik dan obat-obatan tetap dikirim pasukan ke sana," tegasnya.
Sebelumnya, ribuan karyawan PT Freeport Indonesia melakukan aksi unjuk rasa sebagai respon karena manajemen perusahaan menerima karyawan baru untuk menggantikan karyawan yang mogok dan melakukan unjuk rasa. Bentrokan dengan polisi pun tidak terhindarkan dan langsung menewaskan Petrus Ayamiseba.
Sedangkan, Leo Wandagau masih dalam keadaan kritis. Namun, berita terakhir menyebutkan Leo pun meninggal dunia pada Senin (17/10) lalu.