Selasa 18 Oct 2011 11:22 WIB

Presiden SBY Diminta Turun Tangan Atasi Masalah Freeport

REPUBLIKA.CO.ID,TIMIKA--Para karyawan PT Freeport Indonesia meminta Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono turun tangan mengatasi berbagai kasus penembakan oleh orang tak dikenal yang terjadi marathon sejak Juli 2009 sampai saat ini.

Salah seorang karyawan Freeport, Solichin di Timika, Selasa mengatakan karyawan PT Freeport sudah lelah, capek, stres dan merasa terintimidasi sejak maraknya kasus penembakan oleh orang tak dikenal. "Kami belum melihat upaya konkrit dari aparat keamanan untuk membuka secara terang-benderang masalah ini. Mohon Bapak Presiden SBY memperhatikan masalah ini,"kata Solichin.

Kami juga anak negeri, lanjutnya, jangan biarkan kami dicekam rasa ketakutan akibat kepentingan-kepentingan yang tidak jelas. Ia juga meminta ketegasan sikap aparat keamanan untuk membuka kembali akses jalan yang diblokir massa di Mil 27 dan Mil 28 Timika mengingat ada sekitar 12 ribu jiwa karyawan beserta keluarga mereka yang tinggal di Tembagapura saat ini terancam kehabisan stok pangan, obat-obatan dan kebutuhan lainnya.

Rekan Solichin, Syamsudin Manja mengatakan hingga saat ini karyawan PT Freeport merasa seperti dijajah lantaran setiap bepergian dari Timika ke Tembagapura dan sebaliknya harus dikawal oleh aparat keamanan yang bersenjata lengkap. Syamsudin menyesalkan ketidakseriusan aparat keamanan untuk mengungkap tuntas berbagai kasus penembakan di areal Freeport sejak Juli 2009 yang telah menewaskan delapan orang dan sekitar 40 orang lainnya mengalami luka-luka.

"Sudah banyak teman-teman kami yang mati ditembak tapi sampai hari ini tidak ada yang perhatikan masalah ini. Kami minta Presiden, Menko Polhukam, Panglima TNI, Kapolri dan Kapolda Papua untuk perhatikan serius masalah ini,"tambahnya.

Ia mempertanyakan keberadaan aparat keamanan di Timika selama ini yang seolah membiarkan massa melakukan tindakan anarkis dengan memblokir ruas jalan dari Pelabuhan Portsite Amamapare menuju Tembagapura sehingga suplai berbagai barang kebutuhan pokok terhambat. "Kalau jalan poros satu-satunya itu diblokir, lantas kami di Tembagapura mau makan apa? Lalu aparat keamanan ada dimana," tanya Syamsudin.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, Syamsudin meminta tindakan nyata dari pemerintah maupun aparat keamanan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di areal PT Freeport. "Kami minta supaya masalah ini bisa diselesaikan secepatnya, tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Apakah pemerintah mau supaya kami semua yang tinggal di Tembagapura ini dibunuh lalu pemerintah baru buka mata," ujarnya dengan nada prihatin.

Karyawan Freeport lainnya, Wahyu mengatakan saat ini stok obat di rumah sakit Tembagapura dan rumah sakit Waa-Banti sudah menipis. Jika stok obat habis, maka para pasien yang berobat di kedua rumah sakit itu bakal tidak akan mendapat layanan kesehatan yang memadai.

Sementara itu Manajer Departemen Papua Affairs PT Freeport, Silas Natkime meminta pemerintah mulai dari Jakarta hingga di Papua membantu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di PT Freeport. "Kami sangat mengharapkan bantuan dari negara agar masalah ini tuntas. Semua orang punya kepentingan dan punya hak untuk hidup. Jangan biarkan aset negara ini dihancurkan,"katanya.

"Kami harapkan agar kondisi keamanan di areal PT Freeport kembali aman," harap Silas yang juga merupakan tuan tanah (Bug Negel) atas areal tambang PT Freeport mulai dari Tembagapura hingga Grassberg.

Manajer HRD PT Freeport, John Rumainum menambahkan bahwa karyawan Freeport pernah menyampaikan permintaan resmi ke Presiden SBY untuk mengatasi berbagai aksi penembakan oleh orang tak dikenal pasca meninggalnya Daniel Mansawan dan Hari Siregar yang dibunuh dan dibakar dalam mobil yang mereka tumpangi di ruas jalan Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro bulan April 2011.

"Ini permintaan dan keluhan kedua yang karyawan sampaikan kepada Bapak Presiden. Mudah-mudahan kali ini ada tindakan konkrit untuk mengembalikan rasa aman karyawan PT Freeport," harap John.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement