REPUBLIKA.CO.ID, Yogyakarta - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla membuat suasana 'Conference on Humanitarian Action Studies 2011' di Universitas Gajah Mada (UGM) menjadi ramai. Pasalnya, Politisi Golkar itu beberapa kali mengungkapkan hal yang membuat peserta tertawa.
Setidaknya, 5 kali JK membuat peserta dipaksa untuk selalu memperhatikan uraian tentang permasalahan diplomasi atas konflik-konflik di dunia dan Indonesia. Meskipun uraian JK adalah fakta, namun, sosok yang dikenal blak-blakan tersebut mencuri perhatian 200 peserta acara yang telah dimulai 10 Oktober kemarin.
Uraian JK yang menimbulkan tawa peserta diantaranya, terkait lambang dari PMI yaitu palang merah. Menurut JK lambang itu merupakan kekebalan ketika berada di daerah konflik. Ada sebagian yang menganggap lambang itu merepresentasikan sesuatu, misalnya agama lain. Namun, JK menjawab dengan santai bahwa kalau palang salib, kakinya lebih panjang, sedangkan kalau kedua sisi palangnya panjang adalah lambang pagar perlintasan rel kereta api.
"Lagipula, lambang itu supaya dapat mudah dilihat dari jauh. Beda dengan lambang Gajah Mada, kalau dilihat dari jauh orang belum tentu mengenal lambang apa itu," terangnya diikuti tawa peserta seminar.
Lalu ada juga saat JK menerangkan kasus perjanjian antara GAM dan Departemen Dalam Negeri di Helsinky, Swedia. Karena JK menganggap masalah GAM adalah masalah internal Indonesia, Departemen Luar Negeri tidak dilibatkan dalam perjanjiannya.
"Inikan masalah internal Indonesia, yang bertanggung jawab Hukum dan HAM dan Depdagri. Deplu memfasilitasi saja dengan mencatat dan menyediakan makanan. Meskipun bahasa Inggrisnya pasti lebih bagus," katanya lagi yang diikuti riuh tawa peserta.