Selasa 11 Oct 2011 10:48 WIB

MER-C Ikuti Konferensi Internasional tentang Palestina di Iran

Relawan MER-C ketika bertemu dengan Perdana Menteri Palestina di Gaza, Ismail Haniyah, untuk membahas pembangunan RSI di Gaza Utara.
Foto: Dok MER-C
Relawan MER-C ketika bertemu dengan Perdana Menteri Palestina di Gaza, Ismail Haniyah, untuk membahas pembangunan RSI di Gaza Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Atas undangan Parlemen Islam Iran, Ketua Presidium MER-C, dr Sarbini Abdul Murad, berkesempatan mengikuti "5th International Conference for Support Palestine” yang digelar di Teheran, Iran pada 1-2 Oktober 2011 lalu.

MER-C menjadi satu dari sedikit organisasi non-pemerintah (NGO) yang menghadiri konferensi akbar untuk pembebasan Palestina, yang sebagian besar dihadiri oleh para pejabat, parlemen dan tokoh masyarakat dari sekitar 44 negara tersebut.

Salah satu hasil konferensi ini adalah akan diadakannya karavan darat yang direncanakan pada bulan Maret 2012 mendatang. Karavan darat yang diberi nama "Global March to Jerussalem" akan dimulai dari  India menuju Yordania kemudian melewati Jembatan Allenby—yang menghubungkan Yordania dan Tepi Barat Palestina—menuju Yerusalem.

Sebelumnya, pada akhir 2010 hingga awal 2011 lalu karavan serupa sudah pernah dilakukan dengan target akhir memasuki Jalur Gaza. Kali ini, sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Palestina yang belum kunjung didapat, akan diadakan karavan darat kembali dengan target akhir adalah Yerusalem. 

Selain bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina dan mengembalikan Yerusalem sebagai ibukota Palestina, "Global March to Jerussalem" juga merupakan bentuk penantangan masyarakat sipil internasional terhadap arogansi Zionis Israel selama ini.

Yerusalem dipilih karena merupakan kota suci bagi tiga agama. Aktivis kemanusiaan dan perdamaian serta tokoh masyarakat lintas agama, lintas bangsa dari berbagai negara akan mengikuti "Global March to Jerussalem". Walaupun lebih beresiko, namun karavan ini sangat menantang bagi orang-orang yang cinta perdamaian dan kemanusiaan .

Pada karavan darat sebelumnya, yang diberi nama "Asia to Gaza Solidarity Caravan", Indonesia mengirimkan 12 delegasi di mana relawan MER-C juga turut dalam  karavan ini. Karena tujuan karavan ini adalah membuka blokade Gaza, maka rute yang dilalui saat itu adalah India, Iran, Turki, Lebanon, lalu Suriah melalui pelabuhan Latakia menggunakan kapal laut menuju Pelabuhan Al-Arish di Mesir. 

Karavan kemudian melanjutkan perjalanan melalui jalur darat ke Gaza.  Meski sempat mengalami keterlambatan dari jadwal yang sudah ditentukan, akibat perizinan yang cukup sulit, namun akhirnya para peserta karavan bisa mencapai tanah Gaza. 

Keikutsertaan masyarakat Indonesia kembali diharapkan pada karavan untuk Palestina berikutnya—Global March to Jerussalem—karena merupakan bentuk dukungan dan partisipasi bangsa Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina, sebagai salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia.

Sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina, saat ini MER-C juga tengah melakukan proses pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza, Palestina, yang dananya berasal dari sumbangan rakyat Indonesia. Lokasi RSI tepatnya di Bait Lahiya, Gaza Utara. Sebanyak enam relawan, sudah hampir satu tahun ini, bertugas di Gaza untuk mengawasi langsung proses pembangunan RSI yang konstruksinya sudah mencapai 45 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement