Senin 10 Oct 2011 15:17 WIB

Koalisi SBY-PKS Masih Berlanjut

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Chairul Akhmad
Suasana saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta.
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Suasana saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Empat Menteri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II hingga kini masih aman.  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga belum akan mengubah kontrak politik dengan PKS.

 

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan sampai dengan Ahad (9/10) malam, posisi PKS di kabinet masih aman.

 

Meski demikian, ia tidak akan menyampuri urusan yang merupakan kewenangan presiden. "Beliau memiliki hak untuk merombak kabinetnya sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar," kata Tifatul di Istana Merdeka, Senin (10/10).

 

Sebagaimana diketahui, Presiden SBY bertemu dengan menteri-menteri PKS di jajaran kabinet. Dalam pertemuan itu, dari empat Menteri PKS yang duduk dalam kabinet hanya tiga yang hadir.

Di antaranya Menkominfo Tifatul Sembiring, Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Riset dan Teknonologi Suharna Surapranata. Sementara Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri tidak bisa hadir karena menjadi tamu dalam Pertemuan Menteri Sosial se-ASEAN.

 

Menurut mantan Presiden PKS itu, sampai dengan sekarang belum ada perubahan tentang kontrak politik yang telah ditandatangani antara Presiden SBY dengan PKS. Dengan demikian, kontrak itu berjalan hingga 2014 mendatang. "Tidak ada perubahan kontrak politik," tegasnya.

 

Soal kinerja kementeriannya, Tifatul mengaku sudah bekerja keras. Begitu pula masalah loyalitas kepada presiden tidak perlu diragukan lagi. "Kalau dari segi prestasi, saya tidak tahu kementerian lain, kita kerja seperti kuda. Siang malam dan pagi sore, kita kerja," tandasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement