Kamis 06 Oct 2011 17:31 WIB

Boediono: Penanganan Krisis Harus Cepat dan Tepat

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Wapres Boediono
Foto: Antara
Wapres Boediono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kondisi fundamental ekonomi yang kuat membuat Indonesia memiliki kemampuan daya tahan krisis lebih baik jika dibandingkan 1998 atau 2008 silam. Meski demikian hal itu tidak boleh membuat lengah, penanganan gejolak krisis ekonomi harus dilakukan secara cepat dan tepat.

"Saya bisa mengatakan dalam suasana yang tenang kita bisa melawan krisis dengan baik asal bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat,"ujar Wakil Presiden Boediono, saat membuka Kongres Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh November, di Kantornya, Kamis (6/10).

Menurut Mantan Gubernur Bank Indonesia itu awal mula krisis terjadi karena kesalahan atau bara kecil dibiarkan begitu saja. Tidak ada kemampuan untuk mengambil keputusan yang cepat dan tegas.

Kondisi tersebut, lanjut Boediono, terjadi pada kondisi sekarang ini di. Eropa. Bermula dari persoalan kecil yakni kekurangan membiayai APBN dari beberapa negara seperti Yunani, Portugal dan Irlandia.

"Mula-mula Yunani, namun menjadi suatu gejala krisis lalu menjalar, merembet dan akhirnya sekarang menjadi krisis zona euro," terangnya.

Kondisi itu membuat ekonomi dunia mengalami ketidakpastian. Terjadi guncangan di berbagai kawasan yang dapat berimbas ke perekonomian dalam negeri.

Walaupun begitu sebetulnya Indonesia telah mempunyai pengalaman dalam penanganan krisis. Wapres mencontohkan pada 2008, Indonesia berhasil melewati krisis yang tidak kalah besar karena pemerintah meresponsnya dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement