REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Faktor Cuaca yang menggangu produksi pertanian di sejumlah daerah tidak mempengaruhi kesejahteraan petani. Sebaliknya tingkat kesejahteraan petani dianggap lebih baik.
Demikian pemaparan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pemaparan inflasi September 2011 di Jakarta, Senin (3/10). BPS menyebutkan September tahun ini nilai tukar petani (NTP) masih meningkat sebesar 0,05% menjadi 105,17 dibandingkan dengan bulan sebelumnya 105,11.
"Secara umum September ini, kesejahteraan petani lebih baik," papar Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Djamal. Ia menjelaskan jika Nilai Tukar Petani (NTP) di atas 100, maka mengindikasikan kesejahteraan petani lebih baik.
Data yang dirilis BPS menyebutkan NTP tanaman pangan pada September tahun ini 104,20 naik 0,19% dibandingkan dengan bulan sebelumnya 104,01. NTP hortikultura 108,02 turun -0,14 dibandingkan dengan bulan sebelumnya 108,18. NTP perkebunan rakyat. 108,10, NTP perikanan turun -0,03 menjadi 106,47, sedangkan NTP peternakan turun -0,22 menjadi 100,71.
"Penghitungan nila tukar petani itu menggunakan dasar 2007 sebesar 100. Jika NTP lebih dari 100, artinya kesejahteraan petani lebih baik dibandingkan dengan 2007," papar Djamal.
Sementara itu, menurut BPS, NTP nasional September 2011 sebesar 105,17 persen atau naik 0.05 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan naiknya NTP subsektor Tanaman Pangan sebesar 0.19 persen dan NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0.11 persen.
Khusus NTP Provinsi Babel, provinsi tersebut mencatat kenaikan tertinggi 0.69 persen dibanding kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya NTP Provinsi Kalteng menjadi penurunan besar 0.47 persen dibandingkan NTP Provinsi lainnya.