REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Industri dan bisnis narkoba di negeri ini masih sangat 'subur'. Terbukti, meski satu per satu lokasi yang dijadikan tempat produksi narkoba telah digerebek aparat kepolisian, masih ada tempat lain yang memproduksi barang haram ini.
Beberapa waktu lalu, sejumlah tempat produksi narkoba berhasil digerebek di kawasan Depok, Cengkareng dan Jakarta Pusat. Kini giliran sebuah rumah yang digunakan untuk memproduksi narkoba jenis sabu dan ekstasi di Sentul, digerebek jajaran Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, Jumat (30/9).
Tepatnya di kompleks Villa Rainbow Hill, Sentul, Bogor, Jawa Barat. Selain mengamankan dua orang tersangka, FR alias ALM (35) dan SI, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi penggerebekan ini.
Di duga, tempat produksi narkoba ini merupakan salah satu jaringan pembuat sabu- sabu internasional. Karena bisnis ini melibatkan seorang warga negara asing (WNA) asal Cina sebagai konsultan sekaligus ahli laborat.
Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nugroho Aji, membenarkan penggrebekan tempat produksi narkoba ini. Bahkan ia mengaku, saat dihubungi Jumat (30/9), masih berada di lokasi penggerebekan.
Namun apa saja barang bukti yang didapat dari lokasi penggerebekan ini belum dapat disampaikan. Alasannya masih dalam proses penghitungan. "Nanti kita sampaikan apa saja barang bukti yang berhasil kami amankan," katanya.
Namun sejumlah barang bukti yang sudah teridentifikasi antara lain berupa Efedrin, Asam Klorida, Sodium Hidroksida, Ammonia Anhidrat. Bahan-bahan itu dikemas dalam drum, jirigen dan plastik. Selain itu, juga ditemukan sejumlah peralatan pembuatan sabu.
Menurutnya, penggerebekan lokasi pembuatan narkoba di Sentul ini merupakan pengembangan dari penggerebekan tempat pembuatan narkoba di Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (29/9) malam. Dari Kemayoran jaringan ini juga memiliki lokasi pembuatan di kawasan Sentul.
Kedua lokasi pembuatan sabu-sabu dan ekstasi ini diperkirakan sudah lama beroperasi. "Dari kedua lokasi pembuatan ini diperkirakan omzetnya mencapai miliaran rupiah," kata Nugroho.