REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Insiden terbakarnya KM Kirana IX di Surabaya menunjukkan, betapa buruknya transportasi laut di Indonesia. Penumpang tak memiliki pilihan alat transportasi lain yang murah untuk menyeberangi lautan.
"Ini menjadi keprihatinan kami," ujar Anggota Komisi V DPR, Roem Kono, saat dihubungi, Jumat (30/9). Berdasarkan pengamatannya, insiden kebakaran di KM Kirana bisa diindikasikan menjadi beberapa hal. Pertama karena petugas kapal tak memantau kendaraan-kendaraan darat di dalam kapal, sehingga ketika ada yang terbakar, tak diketahui petugas.
Kalaupun ada petugas, tak ada penindakan tegas. Penumpang yang tak membayar tiket dibiarkan. Belum lagi yang melakukan tindakan yang semena-mena. Petugas di dalam kapal seharusnya bisa memantau semua hal yang terjadi di dalam kapal. Jangan sampai membiarkan penumpang yang membuat onar.
Selain itu, kapal yang sudah lanjut usia membuat penumpang tak lagi merasa nyaman. Mereka akhirnya menumpangi kapal dengan tidak memperhatikan kesopanan. Terkadang, mereka merusak alat-alat yang ada di kapal.
"Penumpang yang tak diatur bisa menjadi pemicu musibah besar," jelasnya. Dia menyatakan petugas seharusnya bisa memberikan peringatan kepada orang-orang seperti ini agar tak mengganggu kenyamanan penumpang lainnya.
Roem menyatakan perawatan kapal di Indonesia sangat buruk. Kebersihan tak dijaga. Tempat duduk penumpang kurang, sehingga banyak yang berdiri, atau duduk-duduk di dek kapal. Perawatan mesin belum maksimal.
Belum lagi pengaturan instalasi listrik yang terkadang masih amburadul. "Ini memalukan kita sebenarnya. Tapi entahlah, kenapa bisa dibiarkan seperti ini," jelas Roem.
Kapal memang tak punya alat pemadam kebakaran yang memadai. Ketika ada nyala api yang merembet, penumpang panik. Petugas tak bisa berbuat apa-apa, karena api terus membesar. Lebih parah lagi, jika kapal tidak memiliki alat keselamatan yang cukup.
Setidaknya ada sejumlah sampan dan pelampung yang sesuai dengan jumlah awak kapal. Ketika musibah terjadi, penumpang bisa langsung memanfaatkan sampan untuk menyelamatkan diri. "Ini standard lho. Namun saya belum melihat itu semua dipenuhi pihak KM Kirana," papar Roem.
Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus kebakaran di Kapal Motor (KM) Kirana IX. Peristiwa yang terjadi pada Rabu (28/9) pagi dan menewaskan delapan orang serta 55 orang luka luka itu pemicunya diduga dari sebuah truk Fuso pengangkut bawang bombay yang parkir di dek paling bawah kapal.
Sejuh ini, polisi sudah mengamankan truk itu beserta sopirnya. Nantinya akan dilakukan pemeriksaan apa penyebab terbakarnya truk tersebut dan apa isi muatan truk. Roem meminta agar polisi menindak tegas jika memang ada pihak-pihak yang harus disalahkan dalam insiden maut tersebut.
KM Kirana IX yang akan berangkat menuju ke Balikpapan sekitar pukul 06.00 WIB terbakar di Gapura Surya. Sejumlah penumpang yang akan menunggu keberangkatan langsung berhamburan keluar karena adanya api dan asap. Di dalam kapal.