REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Iberamsjah, menilai tindakan mogok Badan Anggaran (Banggar) DPR untuk membahas RAPBN 2012 dinilai sebagai langkah kekanak-kanakan.
Menurut Iberamsjah, tidak seharusnya mereka bertindak berlebihan dan cenderung kekanak-kanakan gara-gara KPK memeriksa empat pimpinan mereka. "Banggar tidak mengerti posisinya. Mogok itu tindakan memalukan," katanya usai diskusi di Rumah Perubahan, Jakarta, Selasa (27/9).
Iberamsjah mengatakan Banggar DPR terlalu reaktif dalam menyikapi pemeriksaan KPK. Merasa tersinggung luar biasa dan ingin terbebas dari jeratan hukum, karena ikut mencairkan dana program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Tertinggal (PPIDT), yang kasus korupsinya terungkap KPK. "Mereka berupaya melawan dengan tidak bekerja. Itu malah menjadi bumerang bagi citra DPR," kecamnya.
Karena itu, ia mengimbau seluruh anggota Banggar untuk segera membahas RAPBN 2012. Karena selain berpotensi mengganggu jalannya roda pemerintahan, hal itu bisa menimbulkan kemarahan masyarakat. "Mereka harus segera bekerja, atau jika tidak, bakal ada people power untuk menggulingkan mereka," tegasnya.