REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anggota Komisi 11 DPR dari Fraksi Golkar, Meutya Hafid, menyatakan kegeramannya atas berlarut-larutnya kepastian kapan Badan Anggaran (Banggar) DPR kembali bekerja membahas RAPBN 2012. Nasib RAPBN 2012 menjadi terkatung. Padahal, katanya, RAPBN 2012 sangat vital karena mengatur pendapatan belanja negara untuk rakyat.
“Saya amat geram dengan sikap pimpinan Banggar tersebut. Di komisi 11 pembahasan RAPBN ini sudah dilakukan berhari hari, sampai larut malam, bahkan juga melalui tahapan konsinyering, karena mengejar waktu,” ujarnya.
Ia mengatakan pemboikotan pembahasan RAPBN oleh Banggar, atau dikembalikan ke pimpinan DPR apapun namanya itu, membuat kinerja jadi tidak efektif. “Seperti tidak menganggap kerja kawan-kawan di komisi, menghamburkan waktu yang sudah diluangkan yang seharusnya bisa dialokasikan untuk tugas-tugas lainnnya,” paparnya melalui pernyataan.
Ia mengatakan pembahasan secara teknis terkait RAPBN 2012 dilakukan di komisi-komisi. Komisi 11 sendiri membahas peruntukan dari RAPBN secara detail dan rinci. Lalu, fungsi Banggar adalah memutuskan menerima atau tidak dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara, bukan lagi membahas detil kebijakan. “Apalagi memboikot. Harus diingat, tidak ada aturan dalam UU Parlemen dan tatib yang mengatur mengenai boikot,” katanya. Ia mengatakan seolah boikot tersebut merupakan keputusan komisi.
Menurutnya, dampak dari pemboikotan yang sangat disayangkan adalah menurunnya kepercayaan terhadap DPR. “Banggar harusnya sadar, sikap absurd mereka ini tidak hanya membuat mereka berhadapan dengan KPK, masyarakat, tapi juga berhadapan dengan anggota DPR yang mencoba bekerja benar.”