REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA - Dua anak Dusun Karangsengon, Desa Sigeblog, Banjarnegara, Sukron (4) dan Jiyanto (10), menjadi korban penganiayaan seorang warga setempat, Nhs (40), karena dituduh mencuri bunga salak. Kasus penganiayaan ini mengakibatkan kedua korbannya mengalami trauma berat. "Kalau tidur malam, sering terbangun dan teriak-teriak 'aku jangan dihukum'," kata Marliyah, ibu korban.
Berdasarkan pengakuan Sukron kepada orang tuanya, anak ini mendapat perlakuan tidak manusiawi oleh keluarga Nhs karena selain diikat, mulutnya dijejali kotoran ayam, ditampar dengan sandal, dan disiram air es.
Bahkan, Nhs juga menyuruh beberapa teman anaknya yang masih kecil untuk ikut menyiksa Sukron dengan cara meremas kemaluan dan menjadikan tubuh akan kecil ini menjadi sasaran ketapel.
"Saat saya datang, anak saya meronta-ronta sambil minta tolong agar dilepas," kata Marliyah.
Menurut dia, dalam kesempatan tersebut istri Nhs datang dan mengatakan bahwa Sukron bisa bebas dengan membayar Rp 1 juta sebagai pengganti bunga salak jantan yang dicuri karena jika tidak dibayar, anak ini akan ditahan di kantor polisi.
Bunga salak jantan merupakan barang yang sangat berharga bagi warga Sigeblog untuk proses penyerbukan.
Oleh karena terhimpit kemiskinan lantaran hanya mengandalkan upah sebagai buruh di kebun salak orang lain, Marliyah tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan anaknya. "Saya katakan, saya 'kere' (miskin, red), tidak punya uang apalagi sejuta. Saya terus pulang, sambil menangis di sepanjang jalan," katanya.
Sekitar pukul 19.00 WIB, seseorang datang mengantar Sukron dan Jiyanto pulang ke rumah Marliyah. Kedua anak malang ini membawa "oleh-oleh" dari keluarga Nhs berupa sebungkus ikan asin dan uang Rp 20 ribu pemberian Nhs. "Semua saya kembalikan saat itu juga. Saya merasa sangat terhina," kata Marliyah.
Sementara itu, Jiyanto yang merupakan anak dari Atmi, adik perempuan Marliyah, dijemput paksa oleh Nhs saat hendak mandi. Jiyanto yang dalam keadaan telanjang bulat ini diseret Nhs karena dituduh ikut mencuri bunga salak jantan.
Sejumlah saksi mata mengatakan, tubuh Jiyanto yang terjatuh di jalan beraspal tersebut diseret Nhs hingga kakinya mengalami lecet-lecet. Jiyanto yang telah dipulangkan Nhs ke rumah Marliyah bersama Sukron, segera dijemput ayahnya, Sarnen, dan langsung dibawa ke rumah mereka di dusun lain.