REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menyatakan hal yang terpenting bagi partainya adalah bagaimana pasca-reshuffle nanti adanya perbaikan dan peningkatan kinerja para menteri sebagai pembantu presiden.
"Reshuffle atau perombakan kabinet itu otoritas penuh presiden. Tapi, yang penting dari kami terjadi adanya perbaikan dan peningkatan kinerja menteri pasca-reshuffle selaku pembantu presiden," katanya di Banda Aceh, usai bersilaturahim dan berdialog dengan sejumlah ulama, tokoh adat, serta masyarakat Provinsi Aceh.
Ketika ditanya apakah ada putra Aceh yang bakal diusulkan Partai Demokrat kepada presiden masuk dalam kabinet, politisi Partai Demokrat itu menyatakan semua dimensi pasti dipertimbangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kalau Partai Demokrat memang mempercayakan dan menyerahkan penuh kepada presiden untuk melakukan reshuffle,'' katanya. ''Yang penting juga pemerintahan ke depan lebih memadai dan integritasnya cukup.''
Dalam kabinet Indonesia Bersatu II, terdapat seorang putra Aceh menjabat sebagai menteri (BUMN) yakni Mustafa Abubakar.
Anas yang didampingi Sekjennya Edhie Baskoro Yudhoyono dan sejumlah anggota DPR RI dapil Aceh menggelar silahturrahim dengan sejumlah ulama dan pimpinan dayah dari berbagai daerah di Aceh. Sejumlah anggota DPR RI Fraksi Demokrat asal dapil Aceh yang turut antara lain Teuku Riefky Harsya, Muhammad Azhari, Ali Yakob, Mirwan Amir, Nova Iriansyah, Muslim, dan Irwan.
Seorang tokoh ulama Aceh Tgk H Nuruzzahri mengharapkan, agar Partai Demokrat sebagai partai politik pemenang Pemilu 2009, harus memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan negara. "Saat ini 'badai' sedang menerpa Partai Demokrat sebagai partai pemerintah. Namun dalam situasi tersebut harus terus memberikan yang terbaik dan berkeadilan dalam upaya menyejahterakan masyarakat," kata dia.
Ia juga mengharapkan para anggota legislatif (DPRK, DPRA dan DPRI) terutama dari Partai Demokrat harus menjadi cermin bagi masyarakat. Cermin pengabdian dan menjadi contoh yang baik.