REPUBLIKA.CO.ID, JAKRTA - Kolaborasi sindikat narkoba yang melibatkan warna negara Jerman dan India tertangkap. "Kolaborasi kulit hitam dan putih ini sebelumnya belum pernah ada," ujar Kasubdit 2 Direktorat Narkotika Mabes Polri, Kombes pol Siswandi, di Jakarta, Kamis (22/9).
Tersangka bernama Maremdar gangaran khanya (43). Ia berasal dari Mumbai. Pria beragama Hindu ini dikendalikan oleh Iran. Tersangka kedua bernama Franco holinski (26). Ia berasal dari Stendal, Jerman. Ia dikendalikan oleh sindikat Thailand.
Pada awalnya, Franco ditangkap di bandara, Rabu (21/9) oleh pihak Bea dan Cukai. Dia tertangkap ketika membawa shabu seberat 2,46 kilo. Ia merupakan kurir yang dikendalikan oleh seseorang bernama Khasra, warga negara Thailand.
Franco baru mengenal Khasra selama dua minggu. Ia mengenalnya dari pacarnya yang juga merupakan warga negara Thailand. Pria yang sebelumnya backpacker ini sedang membutuhkan uang. Khasra menawarinya uang sejumlah 5000 dolar jika ia mau mengantarkan koper dari Dubai ke Indonesia.
Ia kemudian menyetujuinya. Namun, ia sendiri tidak mengetahui isi dari koper tersebut. Ia mengaku curiga dengan isinya. Sesampainya di bandara, ia langsung tertangkap.
Dari Franco, diketahui bahwa ia telah disiapkan kamar di Fave hotel jalan Wahid Hasyim selama empat hari. Franco harus menyerahkan koper tersebut kepada Maremdar. Ketika ditunggu ternyata tidak ada yang datang. Kemudian, pada hari ini tertangkaplah Maremdar di jalan Wahid Hasyim, 300 meter dari hotel fave.
Menurut pengakuan Maremdar, ia telah dua kali menjadi kurir. Ia ditelepon oleh seseorang asal Iran yang menawarinya 2,5 juta rupee jika ia mau menjadi kurir. Hingga ditangkap, ia tidak mengetahui shabu tersebut harus diantarkan kemana karena belum ada arahan.