REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak tujuh sampai dengan 16 menteri dikabarkan akan masuk dalam perombakan kabinet. Reshuffle tersebut terdiri dari tiga kategori yakni demosi (pencopotan), mutasi (pemindahan) atau promosi ke kementerian yang statusnya lebih tinggi.
Menanggapi kabar itu Staf Khusus Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga mengaku tidak bisa menyangkal atau membenarkan. "Terhadap nama dan jumlah menteri yang keluar, atau masuk, atau berpindah posisi, saya tidak bisa menyangkal atau membenarkannya,"ujar Daniel kepada Republika, Rabu (21/9).
Menurut Daniel, biarlah pada saatnya nanti Presiden yang mengakabarkan pergantian itu kepada publik. Ia memilih untuk tidak berkomentar lebih jauh soal nama-nama yang beredar. "Saya memilih menutup rapat mulut saya,"ucapnya.
Namun Daniel menegaskan bahwa sampai dengan saat ini belum ada pertemuan antara Presiden dengan pimpinan partai politik. Komunikasi antara Presiden dan Wakil Presiden masih terus berlangsung. "Belum, Komunikasi di antara Merdeka Utara dan Merdeka Selatan terus berlangsung dan tidak ada hotline selain di antara dua gedung itu,"katanya.
Sementara itu Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengataka,n presiden belum spesifik membicarakan tentang pergantian kabinet tersebut. Termasuk kabar yang menyebutkan akan ada reshuffle di sejumlah pos menteri-menteri ekonomi karena kerjanya yang tidak optimal.
"Kalau berkembang di luar hasil analisa orang-orang dan itu diinterpretasikan amcam-macam, itu hak mereka. bukan berasal dari presiden, atau sumber-sumber yang diminta presiden,"tegasnya.