REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Harga beras di Jakarta selama sepekan terakhir naik rata-rata Rp 500 per kilogram. "Jawa Tengah dan Jawa Timur minta pasokan secara berlebih hasil panen di Karawang (daerah pemasok beras untuk Jakarta). Akibatnya, pasokan berkurang dan harga naik," kata pedagang grosir beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Harsono Rusli, di Jakarta, Senin (19/9).
Menurut dia, harga beras jenis IR 1 yang pada Rabu (14/9) masih berkisar Rp 7.300 per kilogram naik menjadi Rp 7.700 per kilogram, sedangkan IR 2 naik Rp 400 menjadi Rp 7.300 per kilogram. Sementara jenis IR 3 juga naik Rp 400 menjadi Rp 7.100 per kilogram.
"Kenaikan paling tajam terjadi pada beras jenis pandan wangi yang meningkat sampai Rp 500 menjadi Rp 8.700 per kilogram," kata Harsono.
Pedagang beras lainnya, Anton, mengatakan kenaikan harga beras yang tajam juga dikarenakan kegagalan panen dari beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Harga juga naik tajam karena pasokan dari Badan Urusan Logistik (Bulog) berkurang," kata Anton.
Anton mengaku hanya melihat empat sampai lima mobil pemosok Bulog setiap harinya di Pasar Induk Beras Cipinang. Padahal, jumlah mobil tersebut sebelum lebaran bis sampai sepuluh kali.
Harsono mengatakan bahwa meningkatnya harga beras yang tajam menyebabkan penjualan beras menurun. Penjualan sebelum kenaikan bisa mencapai 20 ton per hari, sedangkan sekarang hanya 12 ton.
"Para pengecer di tingkat bawah protes pada kenaikan ini, sehingga mereka tidak mau membeli," kata Harsono.
Produksi tanaman padi di seluruh wilayah Indonesia pada 2011 ini diperkirakan Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 67,3 juta ton. Angka tersebut jika terealisasi merupakan pencapaian produksi bahan pangan tertinggi sejak 2000.
Tahun 2007, produksi tanaman padi di Indonesia adalah 57,1 juta ton, tahun 2008 naik menjadi 60,3 juta ton, 2009 meningkat menjadi 64,3 juta ton, dan tahun lalu 66,4 juta ton. Sampai bulan September pemerintah Indonesia telah mengimpor 1,8 juta ton beras. Sedangkan saat produksi beras lebih sedikit di tahun 2010, pemerintah hanya mengimpor 1,33 juta ton.