REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Isu reshuffle memang bukan kali pertama berhembus. Karena itu pulalah, isu ini dianggap hal yang membosankan jika selalu diutarakan kepada publik.
Pengamat psikologi politik dari UI, Hamdi Muluk, mengatakan publik sudah agak bosan dengan isu tersebut. Ia menilai permasalahan bukan pada menterinya, tetapi pada pimpinannya.
“Kalau sekarang ada desakan untuk mereshuffle, presiden harus memecat para menteri yang tidak kompeten dan cacat moral seperti tersangkut korupsi,” katanya saat dihubungi Republika, Jumat (16/9).
Jika kinerja para menterinya rendah, sudah sepatutnya segara diambil tindakan tegas. Itu dengan catatan tidak tersangkut aroma politik di balik reshuffle tersebut.
“Carilah menteri yang kinerjanya bagus, jangan hanya memberikan jabatan atas dasar pertimbangan politik,” katanya. Celakanya, presiden seringkali memperhitungkan faktor politik karena terkait dengan adanya koalisi partai-partai gabungan.
Hamdi menilai jika reshuffle benar-benar dilakukan, hal tersebut bisa memberikan pengaruh baik pada sisa tiga tahun SBY menjabat. “Paling tidak bisa memberikan harapan. Kalau menterinya terbukti memble, ngapain diteruskan juga,” katanya.